Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan Dharma Pertiwi TNI telah memperluas pemberian layanan program KB di daerah yang tinggi akan kasus kekerdilan pada anak (stunting).
“ini akan lebih gencar lagi bersama TNI dan Polri, kita gencarkan lagi. TNI punya babinsa, dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 terkait percepatan penurunan stunting, KB-nya harus gerak cepat seperti dulu lagi,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Dalam kunjungannya di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur yang didampingi oleh Ketua Dharma Pertiwi pusat Hetty Andika Perkasa dan rombongan, BKKBN memberangkatkan tim bakti sosial (baksos) yang terdiri dari Babinsa, Babinpotmar dan Babinkamtibmas.
Guna menurunkan prevalensi stunting Kabupaten Manggarai Barat yang masih 38,5 persen, rombongan datang ke RSUD Labuan Bajo untuk meninjau pelayanan KB gratis bersama dengan 49 akseptor yang meliputi Metode Operasi Wanita (MOW), implan dan IUD, sembari melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi pada para warga.
Baca juga: Bandung jadi kota pertama "roadshow" penurunan stunting BKKBN-TNI
Baca juga: Dharma Pertiwi TNI kunjungi Aceh perkuat sosialisasi keluarga stunting
Pemberian layanan KB juga digelar di lokasi lainnya yakni balai penyuluhan KB Kecamatan Langke Rembong, Ruteng, Kabupaten Manggarai.
Menurutnya, semua pemasangan alat kontrasepsi diberikan secara gratis. Akseptor yang melakukan operasi steril pun, mendapat apresiasi atas keseriusannya menekan angka stunting dengan diberikan uang saku sebesar Rp300.000 per orang.
Sambil memperluas cakupan KB, BKKBN juga melakukan demo masak yang menggunakan pangan lokal serta menggencarkan sosialisasi Pekarangan Pangan Lestari (P2L) bersama 100 orang Gabungan Persit KCK, Jalasenastri, Pia Ardhya Garini , Ibu-ibu Bhayangkari dan tim penggerak PKK.
“Demo masak menu gizi seimbang dilakukan untuk baduta dan bumil, diikuti penyerahan bantuan beras, telur serta bingkisan makanan tambahan bernutrisi untuk masyarakat berisiko stunting,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa keluarga rentan stunting adalah keluarga yang mengalami 4Terlalu, diikuti dengan kondisi lingkungan rumah yang ditinggali tak layak huni serta mengalami kendala air bersih.
Dengan kembali digencarkannya pemakaian KB, Hasto berharap kejadian 4Terlalu (hamil terlalu muda, hamil terlalu tua, hamil terlalu banyak dan hamil terlalu sering, bisa dapat ditekan di Kabupaten Manggarai Barat.
“Karena dengan KB stuntingnya akan turun, stunting banyak terjadi karena anaknya terlalu banyak dan jaraknya terlalu dekat,” ujarnya.
Baca juga: Dharma Pertiwi perkuat edukasi penurunan stunting di Labuan Bajo
Baca juga: BKKBN: TNI berperan sosialisasikan KIE gizi guna tekan balita kerdil
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022