Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK, Laksmi Dhewanthi menjelaskan bahwa laporan Program Lingkungan PBB (UN Environment Programme/UNEP) menyatakan bahwa hampir 99 persen BPO telah dihapuskan dan lapisan ozon berangsur pulih.
"Jadi, kalau Direktur Eksekutif UNEP mengatakan 99 persen secara global, kontribusi Indonesia itu sangat signifikan," kata Laksmi dalam acara peringatan Hari Ozon Sedunia 2022 di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Protokol Montreal disoroti Menteri LHK dalam isu perubahan iklim
Laksmi mengatakan bahwa Indonesia telah membuktikan bahwa selama 30 tahun penerapan Protokol Montreal di Tanah Air, capaian pengendalian konsumsi BPO berhasil memenuhi jadwal yang ditetapkan Protokol Montreal berkat kerja sama lintas sektor yang solid dan efektif.
Dimulai dari 1998, Indonesia berhasil menghapuskan konsumsi Halon, Karbon tetraklorida (CTC), dan Metil kloroform. Selanjutnya, pada 2008 telah berhasil dihapuskan konsumsi Kloroflorokarbon (CFC), dua tahun lebih cepat dari jadwal penghapusan yang ditetapkan Protokol Montreal pada 2010.
Pada tahun yang sama juga berhasil dihapuskan Metil Bromida untuk penggunaan nonkarantina dan prapengapalan, tujuh tahun lebih cepat dari jadwal penghapusan yang ditetapkan pada 2015.
Kemudian, Indonesia pada 1 Januari 2022 telah menghapuskan konsumsi HCFC-141b yang banyak digunakan di industri busa.
Target selanjutnya adalah Hidroflorokarbon (HFC) yang merupakan gas rumah kaca dengan berdasarkan Amandemen Kigali, konsumsi HFC dikurangi secara bertahap sampai 80 persen pada 2040.
Pencapaian itu didapat berkat kerja sama kementerian dan lembaga, salah satunya kolaborasi KLHK dan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melalui Ditjen PPI dan sembilan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas yang dilakukan pada hari ini.
Baca juga: Studi: Pengurangan pencemaran ozon dapat tingkatkan hasil panen gandum
Baca juga: Guru besar Undip ciptakan alat pencuci sayuran bergelembung mikro ozon
Kerja sama dilakukan untuk menghasilkan teknisi AC kompeten yang menjamin praktik pemeliharaan baik dan ramah lingkungan dengan memastikan tidak terlepasnya refrigen ke lingkungan.
Sekretaris Ditjen Pembinaan Pelatihan Vokasi Dan Produktivitas (Binalavotas), Hery Budoyo mengatakan dalam kerja sama itu diharapkan mencetak teknisi AC di perkantoran, kendaraan umum dan rumah.
"Menjaga lingkungan tentunya kita harus mencetak SDM yang kompeten, salah satunya di dalam kerja sama itu adalah mencetak teknisi AC, targetnya 1.000 orang dan akan dilaksanakan di sembilan Balai Pelatihan Vokasi," ujar Hery.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022