"Di hadapan forum ini, tahun lalu, saya menyampaikan visi presidensi G20 Indonesia yang fokus pada pemulihan global. Hari ini, setahun kemudian, tantangan yang kita hadapi sudah berbeda, tensi geo-politik memanas, krisis pangan dan energi akibat perang di Ukraina, dan tantangan baru isu kesehatan," kata Retno saat membuka pidatonya dalam pertemuan itu.
"Tentu saja sebagai Presiden G20, Indonesia tidak tinggal diam. Indonesia melakukan penyesuaian untuk memastikan G20 tetap menjadi katalis pemulihan ekonomi global," ujar Retno, seperti disampaikan dalam keterangan Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut Retno menyampaikan bahwa presidensi Indonesia G20 difokuskan pada hasil-hasil konkret.
"Ini adalah kali pertama dimana concrete deliverables G20 difokuskan tidak hanya untuk anggotanya, tetapi untuk semua negara. Terdapat 243 proposal dari negara-negara dan 43 proposal dari organisasi internasional, yang akan menguntungkan semua, khususnya negara-negara berkembang," katanya.
Retno pun menyebutkan beberapa capaian lain yang menonjol selama presidensi G20 Indonesia.
Pertama, di sektor kesehatan, telah disepakati pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF), yang telah mengumpulkan dana sebesar 1,4 miliar dolar AS bagi pencegahan pandemi pada masa yang akan datang.
Kedua, di sektor digital, telah dibentuk Digital Innovation Network (DIN) yang menghubungkan perusahaan-perusahaan start-up internasional untuk saling berbagi pengalaman dan pendanaan.
Ketiga, di sektor energi, berbagai kerja sama khususnya untuk energi bersih dan pengurangan emisi karbon telah disusun dan disepakati.
"Dengan semakin dekatnya KTT G20, kita tidak boleh terperangkap dengan dinamika geopolitik yang memanas. Kita harus terus pastikan agar G20 membuahkan hasil yang menguntungkan bagi kita semua. Karenanya saya harap dukungan dari semua pihak," ucap Retno menutup pidatonya.
Pertemuan tingkat menteri Forum Global Governance Group itu dipimpin oleh Menlu Singapura Vivian Balakrishnan dan dihadiri oleh perwakilan negara-negara berkembang, antara lain Filipina, Brunei Darussalam, Bahrain, Uni Emirat Arab, Kosta Rika, Guatemala, Jamaika, dan Botswana.
Baca juga: Menlu Indonesia-Australia bahas persiapan KTT G20
Baca juga: Menlu Indonesia-India bahas berbagai isu G20
Baca juga: Menlu: Persiapan KTT G20 sudah "on the right track"
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022