Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Masdalina Pane mengatakan peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat sosialisasi mengenai pentingnya program keluarga berencana (KB).
"Hari Kontrasepsi Sedunia yang diperingati setiap tanggal 26 September perlu dimanfaatkan untuk makin menggencarkan sosialisasi program KB," kata Masdalina Pane ketika dikonfirmasi dari Jakarta, Minggu.
Baca juga: BKKBN: Kebebasan pilih kontrasepsi berdasarkan hasil skrining
Menurutnya, sosialisasi mengenai program KB dan pentingnya penggunaan kontrasepsi yang selama ini dilakukan pemerintah sudah sangat baik, namun perlu terus diperkuat dalam rangka mendukung program pengendalian jumlah penduduk dan pengaturan jarak kehamilan.
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) itu menambahkan penguatan sosialisasi program KB diharapkan dapat mendukung penurunan angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) di Indonesia.
Berdasarkan hasil laporan pendataan keluarga tahun 2021, angka kelahiran total Indonesia turun menjadi 2,24, sementara tahun 2017 berada pada 2,4.
"Pengendalian penduduk melalui program KB sangat berhasil, kendati demikian pandemi COVID-19 dikhawatirkan mempengaruhi angka kelahiran total dan akses KB, mengingat ada banyak fasilitas kesehatan yang sempat membatasi kunjungan," katanya.
Dengan demikian, kata dia, perlu penguatan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya penggunaan KB.
"Sosialisasi diharapkan juga dapat menyasar kelompok yang lebih muda atau mereka yang menikah dini," katanya.
Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), kata dia, pernikahan pada usia di bawah 18 tahun di Indonesia sebanyak 20 dari 1.000 pernikahan.
Baca juga: BKKBN: KB bukan hentikan kehamilan tapi menjaga kesehatan ibu
Baca juga: BKKBN dekatkan nakes-keluarga entaskan kebutuhan KB yang tak terpenuhi
Dia menambahkan bahwa program KB dan penggunaan kontrasepsi dapat mendukung kesehatan ibu.
"Pengaturan jumlah dan jarak kelahiran akan meningkatkan kualitas hidup ibu, baik kesehatan reproduksi ibu maupun kesehatan secara umum, karena melahirkan dan mengasuh banyak anak dalam jarak dekat dapat mempengaruhi kesehatan dan menimbulkan kelelahan serta penurunan kualitas hidup," kata Pane.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022