• Beranda
  • Berita
  • Pengendalian rabies butuh kerja sama berbagai pihak

Pengendalian rabies butuh kerja sama berbagai pihak

29 September 2022 19:25 WIB
Pengendalian rabies butuh kerja sama berbagai pihak
Dalam rangkaian Peringatan Hari Rabies Sedunia / World Rabies Day (WRD), terdapat beberapa kegiatan salah satunya Jabar Kick-Out Rabies yang dihelat di Ciwalk Mall pada 28 September 2022. Dalam acara ini terdapat kegiatan Talkshow, Show and Care serta pelayanan Vaksin Rabies gratis dan konsultasi kesehatan. (ANTARA/HO)

angka kematian akibat penyakit rabies mencapai 100-156 kasus per tahun. Secara statistik, penyumbang terbesar penularan rabies adalah melalui gigitan anjing.

Presiden Direktur salah satu produsen makanan hewan Ridarrahim Nirwandar mengatakan bahwa pencegahan dan pengendalian penyakit rabies membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemilik hewan peliharaan.

Hal itu dia sampaikan dalam rangka memperingati Hari Rabies Sedunia yang jatuh pada Rabu (28/9), yang telah dimulai sejak 2007 untuk meningkatkan kesadaran tentang rabies serta meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit tersebut di seluruh dunia.

"Saya yakin dengan dukungan dari pemilik hewan peliharaan, praktisi dokter hewan, asosiasi, dan industri hewan peliharaan, kita akan mencapai tujuan Rabies One Health, Zero Death bersama-sama," kata Ridarrahim melalui keterangan resmi yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.

Sebagai informasi, data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebutkan angka kematian akibat penyakit rabies mencapai 100-156 kasus per tahun. Secara statistik, penyumbang terbesar penularan rabies adalah melalui gigitan anjing.

Kemudian menurut data internal perusahaannya yang dilakukan selama 2018-2022 di Indonesia, Ridarrahim mengatakan setidaknya 76 persen atau 14 sekitar 14 juta pemilik hewan peliharaan tidak pernah membawa hewan peliharaannya ke klinik hewan dan 81 persen pemilik hewan peliharaan tidak memvaksinasi hewan peliharaan mereka sama sekali. Padahal, setiap rumah rata-rata memiliki dua hingga tiga hewan peliharaan.

"Sayangnya, dari hasil penelitian kami itu juga menunjukkan bahwa hanya tiga dari sepuluh pecinta hewan yang pernah mengunjungi dokter hewan dan masih ada pemilik hewan peliharaan yang memiliki pengetahuan terbatas untuk memberikan hewan peliharaan mereka vaksinasi rutin," tambahnya.

Data lain juga menunjukkan temuan serupa. Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2021 oleh salah satu perusahaan kesehatan hewan, terdapat 22,5 juta populasi anjing dan kucing berpemilik di Indonesia. Namun, hanya 3,93 persen hewan peliharaan yang divaksin.

"Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk melakukan berbagai kemungkinan untuk meminimalkan paparan penyakit dan mencegah hewan kesayangan kita terserang penyakit dengan vaksin yang terpercaya," kata Ulrich E. Ginting, General Manager di perusahaan tersebut.

Sebagai upaya membantu program pemerintah mencegah dan mengendalikan penyakit rabies, Ridarrahim dan Ulrich mengatakan perusahaan mereka telah bergandengan tangan dengan meluncurkan kampanye #AyokeDokterHewan dan #AyoVaksinasi, serta menyumbangkan 10 ribu dosis vaksin rabies untuk 500 klinik hewan di seluruh Tanah Air.
Baca juga: Target vaksinasi anti rabies di Jakut telah tercapai 81 persen
Baca juga: Pakar sebut 60 persen wilayah Indonesia endemis rabies

Baca juga: Upaya Indonesia kendalikan rabies jelang MXGP
 

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022