Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menekankan bahwa ukuran payudara tidak akan mempengaruhi banyaknya jumlah air susu ibu (ASI) yang diproduksi oleh ibu selama masa menyusui bayi.
“Secara logika begini, bayi tidak bisa memilih mau lahir dari ibu yang dadanya besar atau kecil. Kira-kira adil tidak kalau Tuhan menciptakan tubuh ibu yang kecil punya ASI yang tidak banyak?,” kata Ketua Umum AIMI Nia Umar dalam Vodcast Waktu Indonesia Berencana BKKBN yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Menepis mitos terkait ukuran payudara mempengaruhi banyaknya produksi ASI, Nia menyatakan banyaknya jumlah ASI justru dipengaruhi dengan seringnya ibu menyusui bayi sesegera mungkin ketika bayi merasa lapar.
“Sama seperti ukuran gelas. Kalau kecil, saya bolak balik akan isi air, kalau payudara kecil tapi sering dikosongkan, sering disusui, maka produksinya akan bertambah. Jadi jangan khawatir,” ucapnya.
Baca juga: AIMI: Manusia diberkahi cari sumber kehidupan dari bau ASI
Hal lain yang dapat mempengaruhi banyaknya jumlah ASI ibu adalah kesehatan mentalnya, Nia mengatakan stres yang diderita seorang ibu sangat berpengaruh terhadap keluarnya ASI, sebab hormon-hormon dalam tubuh seperti hormone oksitosin yang berperan mendorong dan mengeluarkan ASI akan terhambat di dalam sehingga produksi ASI menurun.
"Dengan demikian, sangat penting untuk menjaga ibu dalam keadaan sehat dan bahagia terutama pada masa menyusui," katanya.
Nia menambahkan, pada masa menyusui, bantuan suami akan sangat membantu memberikan ketenangan serta rasa nyaman pada ibu.
“Suami bisa membantu ibu membersihkan rumah atau siapkan makanan. Misalnya keluarga sudah punya anak pertama usia tiga atau empat tahun, ajak bermain agar ibu bisa fokus pada bayinya,” ucapnya.
Baca juga: AIMI sebut ASI cairan hidup yang berubah ikuti kebutuhan bayi
Mengingat 50 persen keberhasilan ibu menyusui tergantung pada dukungan dari suami, Nia menjelaskan bila selain membereskan rumah para suami dapat membagi tugas seperti menggendong bayi ketika ibu lelah atau memandikan anak yang lain selagi ibu menyusui adiknya.
"Adanya dukungan suami dalam mengambil keputusan yang dikomunikasikan bersama, tidak hanya menghindarkan ibu dari terkena stres, namun juga dapat mencegah timbulnya pertikaian dengan mertua akibat adanya perbedaan pendapat dalam pola pengasuhan.
Nia mengajak para suami membantu pekerjaan rumah istri dan menjaga stabilitas mental ibu dalam kondisi yang bahagia dan sehat, supaya produksi ASI dapat diberikan secara optimal pada bayi.
Baca juga: AIMI sebut daerah butuh peningkatan konselor ASI dari susu formula
“Jadi kepada para bapak ataupun suami, tolong pastikan ibu tidak stres, itu akan sangat membantu,” ucapnya.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022