• Beranda
  • Berita
  • Dokter: Nyeri dada kiri menjalar ke leher ciri gejala serangan jantung

Dokter: Nyeri dada kiri menjalar ke leher ciri gejala serangan jantung

30 September 2022 11:17 WIB
Dokter: Nyeri dada kiri menjalar ke leher ciri gejala serangan jantung
Ilustrasi - Serangan jantung. ANTARA/Pexels.

Kalau terjadi sumbatanakan menghalangi darah untuk lewat.

Nyeri yang sangat hebat di dada sebelah kiri dan menjalar hingga ke leher merupakan ciri khas dari gejala serangan jantung, demikian kata dokter dari Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk dr. Muhammad Sany Armansah, MKK.

"Ada banyak sekali jenis penyakit jantung, yang paling berbahaya itu serangan jantung. Ciri khasnya, penderita mengalami nyeri dada di sebelah kiri, nyerinya ini sangat hebat, kemudian biasanya akan tembus ke bagian punggung atau menjalar lengan sebelah kiri, atau bisa juga menjalar ke leher," kata Sany dalam acara kesehatan yang digelar virtual dipantau dari Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa serangan jantung disebabkan oleh kondisi jantung koroner, yakni adanya sumbatan pada pembuluh darah koroner sehingga otot jantung kekurangan oksigen dan nutrisi.

"Jadi jantung itu punya pembuluh darah karena dia butuh suplai oksigen juga untuk bekerja memompa darah kita. Di dalam pembuluh darah itu, kalau terjadi sumbatan, maka akan menghalangi darah untuk lewat. Jadi suplai oksigen yang dibawa oleh darah ke dalam pembuluh darah akan terganggu," jelasnya.

Baca juga: Dokter: Kenali gejala serangan jantung agar penanganan tepat

Baca juga: Dokter: Usia pasien serangan jantung Indonesia lebih muda dari Eropa


"Kalau sudah tersumbat, putus suplai oksigen ke dalam jantung, maka akan terjadi kematian jaringan di jantung kita. Biasanya, yang sering terkena adalah pembuluh darah koroner. Dari situ orang terkena serangan jantung," sambungnya.

Adapun faktor-faktor yang membuat seseorang berisiko terkena jantung koroner, kata Sany, adalah orang yang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi, penderita diabetes melitus, obesitas, perokok aktif maupun pasif, gaya hidup yang tidak sehat, dan genetik.

Selain itu, lanjut dia, orang yang berusia lanjut juga berisiko sebab kondisi jantungnya sudah mulai melemah.

"Tapi sekarang yang usia muda juga banyak. Biasanya karena gaya hidup kurang sehat seperti terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji, kurang olahraga, merokok. Itu sangat berbahaya ke depannya karena memicu risiko penyakit jantung," kata dia.

Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit jantung, Sany menyarankan untuk melakukan langkah-langkah CERDIK, yakni Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rutin berolahraga, Diet Seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres.

Sedangkan jika sudah memiliki riwayat penyakit jantung, Sany menyarankan untuk PATUH yaitu Pemeriksaan kesehatan secara berkala, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, Tetap diet seimbang, Upayakan aktivitas fisik, dan Hindari rokok dan minuman beralkohol.

Baca juga: Ahli: Olahraga bukan penyebab seseorang alami serangan jantung

Baca juga: Serangan jantung bisa diselamatkan

 

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022