Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan per Minggu, laju suntikan dosis ketiga atau vaksin penguat pertama sudah diberikan pada 27,12 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19 yakni sebanyak 234.666.020 orang.selama belum dicabut statusnya, kita statusnya masih darurat
Siaran pers Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Minggu, menunjukkan jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin COVID-19 tersebut bertambah 31.122 orang menjadi 63.640.864 orang.
Sementara itu, penduduk yang mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 bertambah 11.602 orang menjadi 171.216.741 orang atau setara 72,96 persen dari total sasaran.
Sedangkan penerima dosis pertama bertambah 10.910 orang sehingga mencapai 204.605.084 orang atau setara 87,19 persen dari total sasaran.
Sementara untuk penerima dosis keempat atau vaksin penguat kedua bertambah 1.437 orang sehingga menjadi 622.295 orang.
Baca juga: 63,60 juta masyarakat Indonesia telah menerima dosis penguat
Baca juga: 1.526 orang sembuh dari COVID-19, terbanyak DKI
Pada Minggu, Satgas mencatat ada penambahan 1.322 kasus COVID-19 di Indonesia, 1.575 pasien sembuh serta 10 pasien meninggal akibat COVID-19.
Secara nasional, jumlah kasus aktif turun sebanyak 263 kasus menjadi 17.434 kasus aktif.
Sementara Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) memperkirakan vaksin COVID-19 masih dibutuhkan Indonesia hingga 2023.
"Vaksin masih diperlukan untuk tahun depan. Siapa yang memulai (menyatakan pandemi) maka dia yang harus mengakhiri," kata Ketua ITAGI Prof Sri Rezeki.
Dia mengatakan hingga saat ini dunia masih berada dalam masa pandemi COVID-19.
"Pandemi belum dihentikan. Selama belum dicabut statusnya, kita statusnya masih darurat," katanya.
Baca juga: Kemenkes: Kasus positif COVID-19 minggu ketiga September turun
Pada Minggu, Satgas mencatat ada penambahan 1.322 kasus COVID-19 di Indonesia, 1.575 pasien sembuh serta 10 pasien meninggal akibat COVID-19.
Secara nasional, jumlah kasus aktif turun sebanyak 263 kasus menjadi 17.434 kasus aktif.
Sementara Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) memperkirakan vaksin COVID-19 masih dibutuhkan Indonesia hingga 2023.
"Vaksin masih diperlukan untuk tahun depan. Siapa yang memulai (menyatakan pandemi) maka dia yang harus mengakhiri," kata Ketua ITAGI Prof Sri Rezeki.
Dia mengatakan hingga saat ini dunia masih berada dalam masa pandemi COVID-19.
"Pandemi belum dihentikan. Selama belum dicabut statusnya, kita statusnya masih darurat," katanya.
Baca juga: Kemenkes: Kasus positif COVID-19 minggu ketiga September turun
Baca juga: BPOM perkirakan EUA Vaksin InaVac terbit awal Oktober 2022
Baca juga: Kemenkes relokasi vaksin COVID-19 ke daerah yang stoknya menipis
Baca juga: Kemenkes relokasi vaksin COVID-19 ke daerah yang stoknya menipis
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022