Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sriwijaya Palembang memfasilitasi penelitian dosen di tujuh kabupaten/kota di wilayah Sumatera Selatan.yakni Kota Palembang, Prabumulih, Kota Pagaralam, Kabupaten Ogan Ilir, Banyuasin, Muara Enim dan Kabupaten Lahat
"Ketujuh daerah yang menjadi lokasi kegiatan penelitian dosen Unsri yakni Kota Palembang, Prabumulih, Kota Pagaralam, Kabupaten Ogan Ilir, Banyuasin, Muara Enim dan Kabupaten Lahat," kata Ketua LPPM Unsri Samsuryadi di Palembang, Senin.
Menurut dia, untuk memfasilitasi kegiatan penelitian dosen sebagai pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi itu, pada tahun anggaran 2022 ini, pihaknya mengalokasikan dana hingga miliaran rupiah.
Pelaksanaan penelitian di tiga kota dan empat kabupaten dalam wilayah Sumsel tersebut berjalan dengan baik sesuai proposal yang diajukan puluhan dosen dari berbagai program studi dan fakultas.
"Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi (monev) penelitian tahap I dan II yang dilakukan oleh beberapa tim LPPM Unsri sejak 21 September 2022 pelaksanaan penelitian dosen di tujuh daerah lokasi penelitian berjalan dengan baik tanpa kendala," ujarnya.
Baca juga: Himakua Unsri umumkan Undip juara LKTI HPC 2022
Baca juga: Dosen-mahasiswa Unsri edukasi masyarakat olah biji lotus jadi tempe
Sementara Ketua Tim VI Monev Penelitian LPPM Unsri Prof.Ratu Ilma Indra Putri didampingi anggota Tri Cahyono dan Ali Wandri mengatakan timnya mendapat tugas melakukan monev 18 penelitian di Kota Palembang.
Salah satu penelitian yang dilakukan monev yakni kegiatan optimalisasi pertanian perkotaan di lahan sempit perkarangan kawasan Komplek Perumahan Jakabaring Palembang yang dilakukan Prof Ir H. Benyamin Lakitan MSc PhD.
Kegiatan penelitian yang dilakukan dosen Unsri di kawasan kompkek perumahan itu menarik dikembangkan dan menjadi contoh bagi masyarakat yang tertarik memanfaatkan lahan perkarangan untuk menanam berbagai kebutuhan hidup sehari-hari.
"Kegiatan penelitian optimalisasi urban farming yang dilakukan Prof.Benyamin yakni lahan sempit dibangun kolam ukuran 2X4 meter dengan tinggi 30 cm bisa dijadikan tempat menanam berbagai macam sayuran dan cabai sekaligus budidaya ikan air tawar dengan teknologi sederhana rakit apung menggunakan bahan pipa paralon dan botol bekas air mineral," ujar Ratu Ilma.
Dosen Unsri Prof. Benyamin Lakitan pada kesempatan itu menjelaskan pengembangan optimalisasi lahan perkarangan yang sempit untuk kegiatan pertanian perkotaan (urban farming) kepada masyarakat guna meningkatkan ketahanan pangan masyarakat dengan pola tiga kegiatan dalam satu petak lahan (3 in 1).
Optimalisasi lahan perkarangan "3 in 1' merupakan teknologi budidaya sayuran dan ikan untuk sumber vitamin serta protein tambahan bagi masyarakat urban dengan lahan terbatas.
Kegiatan 'urban farming' dengan cara tiga lapis/kegiatan dalam satu tempat (3 in 1) yakni lahan yang ada kolam ikannya bisa digunakan untuk budidaya ikan sekaligus di atasnya dimanfaatkan untuk tanaman sayuran dan cabai menggunakan pot dengan teknologi rakit apung serta dibuat kerangka rambat sehingga di pinggir kolam bisa digunakan untuk budidaya tanaman sayuran seperti oyong dan buah-buahan yang pertumbuhannya merambat.
Tanaman sayuran yang sudah diuji coba dibudidayakan di lahan perkarangan seperti caya, kale, talas, bayam merah, pakcoy, 'swiss chard' tanaman satu famili dengan bayam, bayam brasil, tomat, ginseng, habbatussauda, dan porang, kata dosen Unsri itu.
Baca juga: PKM Universitas Sriwijaya manfaatkan limbah jeroan ikan untuk pakan
Baca juga: Unsri dukung pengembangan potensi budidaya ikan hias Ogan Ilir
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022