"Selain banjir bandang, longsor juga terjadi di beberapa kecamatan di Tulungagung bagian barat dan selatan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung Robinson Nadeak di Tulungagung, Jawa Timur, Senin.
Tidak ada korban jiwa dalam serangkaian kejadian banjir dan longsor yang terjadi sejak tiga hari terakhir tersebut.
Namun banjir akibat luapan aliran sungai di sekitar lokasi bencana menyebabkan beberapa titik akses jalan terendam dan arus lalu lintas terputus.
Baca juga: Banjir bandang landa lima desa di Tulungagung
Baca juga: Banjir bandang terjang empat desa di Tulungagung
Banjir juga menyebabkan banyak lahan pertanian terendam dan memaksa petani melakukan panen dini.
"(longsor) kemarin ada di Pagerwojo, hari ini di Neyama Besuki dan Tanggunggunung. Untuk banjir di wilayah selatan," kata Robinson.
Wilayah selatan yang menjadi langganan banjir adalah Besole, Ngentrong, Campurdarat, dan Gamping.
Menurut Robinson, banjir dipicu oleh vegetasi hutan yang sudah mulai berkurang, sehingga tidak mampu menyerap air hujan.
Selain itu, hujan yang turun semalam dirasa cukup deras dan lama.
“Kondisi geografis wilayah yang bekas rawa, dan drainase juga butuh normalisasi," lanjutnya.
Untuk mencegah banjir berulang, Robinson mengatakan ada rencana jangka pendek dan jangka panjang.
Rencana jangka pendek adalah dengan normalisasi saluran air sehingga bisa menampung air hujan.
Sedang rencana jangka panjang dengan melakukan reboisasi pada area hutan yang gundul.
"Untuk kerugian saat ini masih hitung," katanya.
Baca juga: Puluhan hektare sawah di Tulungagung masih terendam banjir
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022