• Beranda
  • Berita
  • Sensor bahan bakar & optimasi rute bisa hemat BBM 10 persen

Sensor bahan bakar & optimasi rute bisa hemat BBM 10 persen

4 Oktober 2022 09:11 WIB
Sensor bahan bakar & optimasi rute bisa hemat BBM 10 persen
Pengisian BBM solar di SPBU (ANTARA/HO).
Ketua Umum National Logistics Community (NLC) Angga Purnama menjelaskan pemasangan sensor bahan bakar dan optimasi rute perjalanan dapat membantu pekerja logistik menghemat bahan bakar (BBM) kendaraan hingga 10 persen.

"Solusi jangka pendek bagi pelaku usaha logistik berarmada adalah menggunakan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi BBM, seperti sensor bahan bakar,” ucap Angga dalam siaran resmi pada Selasa.

Ia menjelaskan, penggunaan sensor bahan bakar merupakan solusi paling ringkas yang dapat digunakan pengusaha logistik untuk menghemat biaya BBM sebelum menuju konversi ke kendaraan listrik, sekaligus mengurangi beban biaya bahan bakar di tengah kenaikan harga BBM.

"Biaya operasional logistik memiliki tujuh komponen utama, yaitu biaya BBM yang komposisinya paling besar sekitar 30-50 persen, ban, oli, maintenance, manpower, penyeberangan dan jalan tol," kata Angga.

"Kami mengimbau kepada teman-teman NLC dan pelaku logistik lainnya agar tetap bijaksana dan accountable ketika menghitung biaya yang akan dibebankan kepada konsumen karena sektor logistik adalah lokomotif penopang sektor lainnya," tutur dia.

Raymond Sutjiono, Co-founder startup McEasy menjelaskan, teknologi sensor BBM mampu melakukan tracking level BBM secara real-time dan menentukan rute optimal, sekaligus memonitor keterampilan pengemudinya.

"Konsumsi BBM biasanya meningkat tajam pada kecepatan di atas 80 km/jam. Karena itu, penting untuk memperbaiki perilaku pengemudi. Teorinya, dengan mengurangi kecepatan 8-16 km/jam, kendaraan dapat lebih hemat bahan bakar 7-14 persen,” lanjut Raymond.

Raymond menyarankan agar pemilik kendaraan logistik memanfaatkan teknologi GPS untuk membuat perencanaan perjalanan yang lebih efisien sehingga BBM tidak habis di perjalanan.

"Yang kedua adalah digitalisasi armada yang didukung dengan teknologi GPS dan sensor bahan bakar agar perencanaan rute lebih optimal dan penggunaan BBM lebih terkontrol,” ucap Raymond.

"Wajib servis armada secara berkala setiap tiga bulan atau ketika armada mencapai kelipatan 5.000 km. Mesin yang tidak terawat dengan baik membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak," kata dia.

Berkomitmen membantu digitalisasi armada UKM sektor logistik, McEasy hadir menawarkan solusi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan BBM dengan fitur iFuel Ultrasonic dan Route Optimization. Sensor BBM iFuel Ultrasonic yang terpasang di tiap armada memungkinkan pemantauan level BBM secara real time. Fitur Route Optimization yang dibantu GPS membantu dalam mengidentifikasi rute pengiriman yang akurat & paling hemat biaya.
 
iFuel Ultrasonic adalah bagian dari layanan Vehicle Smart Management System (VSMS), sedangkan fitur Route Optimization adalah bagian dari layanan Transportation Management System (TMS).

Solusi berbasis teknologi besutan McEasy berguna bagi penyedia jasa logistik, termasuk bus penumpang, jasa pengiriman barang hingga kendaraan berpendingin untuk pengiriman komoditi dengan temperatur tertentu seperti farmasi, daging, makanan laut, produk susu dan frozen food. Hingga saat ini, solusi ini telah diimplementasikan di lebih dari 50 industri, lebih dari 200 perusahaan dan menghubungkan armada yang telah menempuh jarak total berkendara lebih dari 350 juta kilometer.

Untuk membantu pelaku usaha logistik menyikapi masa transisi kenaikan BBM, McEasy meluncurkan “McEasy for Enterprise”. Program ini menawarkan gratis langganan VSMS atau TMS McEasy selama setahun dengan minimum 100 unit armada per perusahaan.

Baca juga: Tips mudah rotasi ban mobil

Baca juga: Tips merawat kendaraan dengan transmisi automatik

Baca juga: Tujuh tips hemat konsumsi BBM mobil

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022