"Booster (dosis penguat) itu tidak mencegah penularan, tapi mencegah kematian," kata Pandu saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Pemberian vaksin COVID-19 bertujuan untuk menciptakan sistem kekebalan tubuh seseorang agar dapat mengenali dan melawan dengan cepat virus COVID-19 sehingga angka kesakitan dan kematian akibat virus itu menurun.
Baca juga: Pakar UI: Agar tak ada tertinggal, target vaksinasi harus 100 persen
Vaksinasi COVID-19 juga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya gejala yang berat dan komplikasi akibat COVID-19.
Pandu mengimbau masyarakat untuk mendapatkan vaksin dosis penguat agar kekebalan tubuh tetap kuat melawan virus COVID-19.
Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 dengan dosis penguat untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat.
Baca juga: Kemenkes imbau masyarakat segera vaksin booster menuju endemi COVID-19
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengimbau masyarakat untuk segera melakukan vaksin booster sebagai salah satu persiapan menuju endemi COVID-19.
“Untuk vaksin 1 dan 2, itu kalau ditotal sudah 73 persen, artinya sudah di atas standar WHO. Namun, booster 1 kita masih cukup rendah 23,13 persen,” katanya dalam acara Siaran Sehat yang disiarkan secara daring di Jakarta, Senin (3/10).
Syahril menegaskan COVID-19 masih berkeliaran di sekitar masyarakat, namun dengan vaksin booster, potensi penularan akan lebih rendah. Selain itu, juga meminimalisir efek akibat paparan COVID-19.
Baca juga: Kemendagri dorong pemda gencarkan percepatan vaksinasi penguat
“Jadi booster ini jangan dianggap, ah sudahlah kita sudah melandai, gak usah lagi. Jangan begitu, kita harus tetap (booster),” ujarnya.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022