• Beranda
  • Berita
  • Menkop optimis Januari 2023 minyak makan merah bakal diproduksi

Menkop optimis Januari 2023 minyak makan merah bakal diproduksi

4 Oktober 2022 17:35 WIB
Menkop optimis Januari 2023 minyak makan merah bakal diproduksi
Arsip foto - Sampel minyak makan merah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/6/2022). ANTARA/HO-KemenkopUKM/pri.

Jadi Januari tidak akan mundur untuk produksi

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengatakan pembangunan (groundbreaking) pabrik minyak makan merah diprediksi sudah bisa dilakukan pada pekan ketiga atau keempat Oktober tahun ini, sehingga untuk tiga pilot project bisa mulai produksi Januari 2023.

Teten menyampaikan bahwa Detail Engineering Design (DED) dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah selesai, secara paralel pihaknya pun sudah menggarap izin lokasi.

“Jadi Januari tidak akan mundur untuk produksi,” jelas Teten usai menerima dokumen SNI minyak makan merah di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan ketiga proyek percontohan (pilot project) produksi minyak makan merah tersebar di Provinsi Sumatera Utara yakni Deli Serdang, Langkat dan Asahan.

Menurut dia, terdapat tiga alasan mendasar dipilihnya tiga kabupaten itu. Pertama dekat dengan PPKS. Kedua,Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kebun sawit yang luas, dan ketiga yaitu adanya kemitraan dengan PTPN III.

Menkop Teten mengatakan pihaknya terus mendorong produksi minyak makan merah di Indonesia, salah satu upaya yang telah terwujud adalah terbitnya SNI minyak makan merah dengan Nomor 9098 Tahun 2022.

“Tidak perlu ragu lagi, minyak makan merah ini layak untuk konsumsi,” ujar Teten.

Ke depannya, Teten mengatakan minyak makan merah bakal dipasarkan dengan harga di bawah harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng pada umumnya.

“Harga minyak makan merah akan jauh lebih murah, bisa Rp9 ribu per liter dengan mengikuti fluktuasi harga CPO,” jelasnya

Meski demikian, harga murah bukan berarti pihaknya menekan petani sawit yang seakan-akan dalam hal ini dirugikan.

Minyak makan merah ini bisa murah karena pabrik yang dimiliki koperasi petani sawit dan dekat dengan tandan buah segar (TBS) sehingga ongkos logistik lebih murah karena pabrik ini terintegrasi. Begitu pun dengan pasarnya diharapkan juga dapat terintegrasi.

Baca juga: BSN serahkan SNI untuk produksi minyak makan merah
Baca juga: Percontohan pabrik minyak makan merah siap dibangun oleh PTPN
Baca juga: Teten perkirakan harga minyak makan merah bisa hingga Rp9 ribu

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022