"Mari bersama-sama selesaikan, jangan dihakimi, karena kita sama-sama makhluk Tuhan. Bebaskan dari pengurungan, pasung, pengucilan kepada saudara-saudara kita yang memiliki gangguan kejiwaan," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi, Kamis.
Risma meminta segenap daerah di Indonesia turut berkontribusi memberikan pemahaman kepada masyarakat seputar penanganan bagi warga yang memiliki gangguan kesehatan jiwa.
Baca juga: PDSKJI: Pemerataan rumah sakit jiwa strata utama rampung 2027
Kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cenderung meningkat dalam setiap tahun, terutama pada masa pandemi COVID-19.
"Jadi, saya berharap seluruh kepala daerah memberikan atensi khusus terhadap gangguan kesehatan jiwa. Penanganan secara optimal akan mampu menekan masalah kesehatan jiwa," katanya.
Selain peran pemerintah daerah, isu seputar penyandang disabilitas mental atau psikososial meliputi stigmatisasi, ketelantaran, pasung, rehabilitasi medis dan sosial, ketersediaan obat, dan aksesibilitas juga menjadi sorotan pada agenda peringatan HKJS tahun ini.
Kampanye Sosial Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Tahun 2022 di STPL Bekasi dihadiri sekitar 250 orang serta disiarkan secara langsung melalui kanal media sosial dengan mengambil tema "Pulih Bersama Generasi Sehat Jiwa".
Baca juga: Hari Kesehatan Mental jadi momentum tingkatkan akses kesehatan jiwa
Baca juga: Psikolog: Orang dengan masalah kesehatan mental butuh dukungan
Sebanyak empat sentra terpadu dan 27 sentra se-Indonesia juga melaksanakan kegiatan peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia tahun 2022 di wilayah kerja masing-masing.
Dalam kesempatan ini Risma menyempatkan diri menyapa dan berkomunikasi dengan warga disabilitas mental dan pendamping keluarga yang terhubung secara langsung dengan kegiatan tersebut.
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022