• Beranda
  • Berita
  • Olahraga yang disarankan dokter bagi pejuang alergi

Olahraga yang disarankan dokter bagi pejuang alergi

6 Oktober 2022 13:07 WIB
Olahraga yang disarankan dokter bagi pejuang alergi
Ilustrasi - Olahraga. ANTARA/Shutterstock/Syda Productions.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, menyarankan orang dengan alergi rutin berolahraga khususnya berjalan kaki dan senam.

"Paling bagus jalan kaki, senam," kata dia dalam sebuah acara daring bertajuk "Alergi reda lebih cepat, tetap produktif tanpa khawatir #IncidalUntukPejuangAlergi”, Kamis.

Iris mengatakan, pemilihan lokasi perlu menjadi pertimbangan. Bagi mereka yang alergi rumput dan debu sebaiknya menghindari berolahraga di atas rumput, sementara penderita alergi dingin tak memilih berenang.

Baca juga: Konsumsi serat yang cukup kurangi risiko alergi pada anak

Baca juga: Pakar: 5 dari 5 juta orang alami alergi berat karena vaksinasi


"Banyak pilek dan bersin jangan berenang dulu karena dingin. Untuk asma dianjurkan berenang karena rongga parunya lebih bisa latihan napas tetapi enggak boleh dingin. Harus cari waktunya misalnya setelah jam 15.00 atau pagi ada matahari," kata dia.

Berolahraga, sambung Iris, berdampak positif untuk menjaga kesehatan secara umum. Selain melakukan hal ini, orang dengan alergi juga perlu menjaga pola makan sehat termasuk menghindari makanan tinggi kalori, lemak, gula dan garam, termasuk hidangan digoreng dengan minyak berulang.

Faktor stres juga sangat mempengaruhi segala macam penyakit termasuk alergi. Menurut Iris, pada alergi, stres berdampak sangat nyata. Oleh karena itu, dia menyarankan orang-orang mengelola stres mereka.

"Jadi kalau stres, bagi yang gatel-gatel itu cepat banget keluar. Biduran menambah. Management of stress itu penting. Kalau stres terus urtikaria akan muncul terus," ujar Iris.

Alergi merupakan hal yang sering ditemukan pada pasien. Ada beberapa cara alergen masuk ke dalam tubuh, yaitu lewat inhalan (saluran napas), ingestan (saluran cerna), injektan (suntikan) dan kontak langsung dengan kulit.

Respons pada alergi bisa berbeda-beda, tergantung dari sumber alergen dan bagaimana cara alergen itu masuk ke tubuh.Reaksi alergi yang umum dijumpai, tambahnya, bisa berupa alergi kulit seperti urtikaria atau biduran dan alergi pernafasan berupa rinitis alergi.

Di Indonesia, angka kejadian alergi berkisar antara 20 - 64 persen. Laporan Omnibus survey yang dilakukan Nielson pada tahun 2005 mencatat gejala alergi yang umum dijumpai berupa alergi kulit dan rinitis alergi yang mencapai 24 persen.

Insidensi dermatitis atopi di Indonesia di angka 23,67 persen. Urtikaria dan rinitis alergi merupakan penyakit atopik yang paling sering muncul, dengan riwayat keluarga atopik positif sebesar 60,79 persen, menurut sebuah makalah dalam Asia Pacific Association of Allergy, Asthma and Clinical Immunology pada tahun 2019.

Baca juga: Dokter sarankan penderita alergi tungau debu hindari beludru

Baca juga: Alergi dapat kambuh saat konsumsi camilan

Baca juga: Alergi bisa pengaruhi kondisi psikologis anak dan orang tua

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022