Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti mengatakan bahwa 60-70 persen kasus kanker payudara yang ada di Indonesia didiagnosis saat sudah memasuki stadium lanjut.Promosi kesehatan dan deteksi dini merupakan kunci utama
"Sebanyak 60-70 persen kanker payudara di Indonesia didiagnosis pada stadium lanjut, yaitu stadium tiga dan empat. Hal ini menyebabkan kualitas hidup dan kesintasan menjadi rendah serta beban pembiayaan yang sangat besar, " ujar Eva saat menyampaikan sambutannya secara virtual dalam sebuah acara kesehatan di Jakarta, Kamis.
Ia menuturkan, kanker payudara merupakan kanker dengan penderita terbanyak di dunia termasuk Indonesia. Tercatat sebanyak 2,3 juta perempuan di dunia didiagnosis kanker payudara dan 685 ribu meninggal pada tahun 2020.
Baca juga: Pemeriksaan payudara untuk deteksi kanker bisa dilakukan sejak remaja
Baca juga: Konselor laktasi: menyusui bisa cegah kanker payudara
Di Indonesia sendiri, lanjut dia, jumlah kasus baru kanker payudara pada tahun 2020 mencapai 65.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker, dengan jumlah kematian sebanyak 22.430.
Untuk menyikapi hal tersebut, Eva mengatakan pemerintah melalui Kemenkes berupaya melakukan pendekatan melalui empat pilar yaitu promosi kesehatan, perlindungan khusus, deteksi dini, dan penanganan kasus.
"Promosi kesehatan dan deteksi dini merupakan kunci utama dalam menurunkan insiden dan kematian akibat kanker payudara, karena payudara dapat dideteksi pada stadium dini. Dengan menghindari risiko dan melakukan deteksi dini, maka akan meningkatkan angka harapan hidup dan kualitas hidup menjadi lebih besar," sambungnya.
Ia melanjutkan, deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan melalui Periksa Payudara Sendiri (Sadari) maupun pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan secara berkala atau Periksa Payudara Klinis (Sadanis),
Baca juga: Menu serba pink disuguhkan untuk tingkatkan kesadaran kanker payudara
Di Indonesia sendiri, lanjut dia, jumlah kasus baru kanker payudara pada tahun 2020 mencapai 65.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker, dengan jumlah kematian sebanyak 22.430.
Untuk menyikapi hal tersebut, Eva mengatakan pemerintah melalui Kemenkes berupaya melakukan pendekatan melalui empat pilar yaitu promosi kesehatan, perlindungan khusus, deteksi dini, dan penanganan kasus.
"Promosi kesehatan dan deteksi dini merupakan kunci utama dalam menurunkan insiden dan kematian akibat kanker payudara, karena payudara dapat dideteksi pada stadium dini. Dengan menghindari risiko dan melakukan deteksi dini, maka akan meningkatkan angka harapan hidup dan kualitas hidup menjadi lebih besar," sambungnya.
Ia melanjutkan, deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan melalui Periksa Payudara Sendiri (Sadari) maupun pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan secara berkala atau Periksa Payudara Klinis (Sadanis),
Baca juga: Menu serba pink disuguhkan untuk tingkatkan kesadaran kanker payudara
Baca juga: Kanker payudara terbanyak diderita warga Kota Medan
Kepala Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Kemenkes Aldrin Neilwan Panca Putra menambahkan bahwa untuk menurunkan kasus kanker payudara dan mencegah kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut maka pesan-pesan mengenai faktor risiko harus terus dipromosikan.
"Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah (penyakit kanker) dan melakukan kebiasaan melakukan deteksi dini secara berkala," katanya.
"Harapan kami, para media juga dapat menyampaikan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk sadar (akan kanker payudara), sehingga kita semua bisa sama-sama melindungi perempuan Indonesia khususnya dari kanker payudara," imbuhnya.
Baca juga: Festival Wanita Merdeka gelar layanan pemeriksaan kanker serviks
Kepala Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Kemenkes Aldrin Neilwan Panca Putra menambahkan bahwa untuk menurunkan kasus kanker payudara dan mencegah kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut maka pesan-pesan mengenai faktor risiko harus terus dipromosikan.
"Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah (penyakit kanker) dan melakukan kebiasaan melakukan deteksi dini secara berkala," katanya.
"Harapan kami, para media juga dapat menyampaikan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk sadar (akan kanker payudara), sehingga kita semua bisa sama-sama melindungi perempuan Indonesia khususnya dari kanker payudara," imbuhnya.
Baca juga: Festival Wanita Merdeka gelar layanan pemeriksaan kanker serviks
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022