Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu memperingatkan warga di daerah itu potensi bencana yang berkemungkinan terjadi kapan saja akibat adanya cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini.Cuaca ekstrem yang terjadi belakangan memungkinkan kapan saja terjadinya bencana alam
"Warga yang bermukim di bantaran sungai, di tebing maupun dataran rendah agar selalu meningkatkan kewaspadaan diri, cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini memungkinkan kapan saja terjadinya bencana alam," kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Rejang Lebong Shalahudin saat dihubungi di Rejang Lebong, Jumat.
Dia menjelaskan, potensi bencana alam yang berkemungkinan terjadi di wilayah itu selain banjir, tanah longsor juga angin puting beliung maupun gunung meletus.
Potensi bencana alam yang tidak terduga ini, kata dia, salah satunya air bah atau banjir kiriman yang terjadi di Desa Belumai I, Kecamatan Padang Ulak Tanding Kamis (6/10) sekitar pukul 15.00 WIB sehingga menyebabkan seorang warga setempat meninggal dunia setelah terseret banjir akibat Sungai Kelingi di wilayah itu meluap.
"Korban yang hanyut ini bernama Nilawati, umur 60 tahun. Korban saat itu sedang berada di pinggir sungai di Desa Belumai dan tidak lama kemudian datang air bah dari bagian hulu dengan cepat sehingga terseret air bercampur lumpur," terangnya.
Korban ini tambah dia, berhasil ditemukan sekitar 300 meter dari lokasi kejadian oleh warga dan perangkat desa dibantu TNI/Polri serta personel BPBD Rejang Lebong dua jam kemudian atau sekitar pukul 17.00 WIB dalam kondisi meninggal dunia.
"Korban ini informasinya saat kejadian sedang mengambil batu bersama dengan cucunya, untuk cucunya berhasil selamat. Korban sendiri telah dimakamkan di Desa Belumai I sekitar pukul 09.00 WIB tadi," demikian Shalahudin.
Baca juga: BPBD: 23,5 hektare sawah rusak akibat banjir di Rejang Lebong
Baca juga: BPBD Rejang Lebong ingatkan masyarakat potensi banjir susulan
Baca juga: BPBD Rejang Lebong minta warga waspadai dampak cuaca ekstrem
Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022