Ketua Umum Pita Putih Indonesia Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan kesehatan ibu hamil dan janin harus dilindungi dari dampak negatif perubahan iklim.Ini sesuatu yang serius dan menjadi tantangan
"Perubahan iklim berdampak negatif pada kehamilan dan bayi dalam kandungan. Ini sesuatu yang serius dan menjadi tantangan untuk masa kini dan masa depan," kata Giwo Rubianto Wiyogo dalam webinar "Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan Reproduksi", Jakarta, Kamis.
Menurut Giwo, perubahan iklim dan dampaknya sampai saat ini terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan dan lebih buruk dari yang diperhitungkan.
Hal tersebut, kata Giwo, berdasarkan laporan Intergovernment Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2022.
Baca juga: Tiga Konjen Australia dorong perempuan mitigasi perubahan iklim
Baca juga: Nadine Chandrawinata bagi cara sederhana bantu atasi perubahan iklim
Dikatakannya, masalah kesehatan ibu di Indonesia merupakan isu strategis. Sampai saat ini, indikator kesehatan ibu masih rendah.
Angka kematian ibu (AKI) masih nomor lima tertinggi di ASEAN. Sementara separuh ibu hamil anemia dan sepertiga ibu hamil masih mengalami kurang energi kronis.
Kesehatan neonatal juga belum baik. Angka kematian bayi masih di angka 19,5 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal masih di angka 15 per 1.000 kelahiran hidup.
Kemudian stunting pada balita masih berada pada angka 24 persen.
"Keadaan ini masih menjadi beban bidang kesehatan di Indonesia. Yang lebih memprihatinkan juga bahwa mereka adalah sumber dari calon SDM generasi penerus," kata Giwo Rubianto Wiyogo.
Di sisi lain, kata Giwo, Indonesia juga harus mulai memerhatikan dampak perubahan iklim terhadap kesehatan ibu dan anak.
Baca juga: Menteri LHK Ajak Kaum Wanita Peduli Perubahan Iklim
Baca juga: BLACKPINK ajak orang-orang peduli pada bumi
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022