"Untuk menjaga kesehatan mental itu kita perlu selalu meningkatkan kesadaran, jadi kita harus sering-sering melakukan refleksi diri, bercermin atau merenung bagaimana sih perasaan aku, apa yang sudah aku lakukan," kata Zulvia dalam acara bincang-bincang mengenai kesehatan mental yang digelar daring diikuti di Jakarta, Jumat.
Menurut Zulvia yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) itu, seseorang yang sering melakukan refleksi diri akan sangat aware atau mudah menyadari saat ada yang tidak beres dengan dirinya.
Ia melanjutkan bahwa saat seseorang sudah menyadari ada yang tidak beres dengan dirinya, maka dia perlu mencari tahu penyebabnya. Gunanya, agar dia bisa melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
"Ketika kita menyadari kok akhir-akhir ini jadi sering pegal-pegal, di rumah sering marah sama anak, sering jutek sama temen kantor, jangan-jangan aku stres. Saat kita merasa ada di bawah tekanan, cari tahu tekanannya apa, apakah dari tempat kerja, rumah tangga, pendidikan, atau yang lain," ujar Zulvia.
"Kira-kira bisa enggak kita atasi dulu? Kalau urusan kerjaan, bisa enggak bagi-bagi kerjaan sama temen yang lain, kurangi beban kerja, cuti dulu. Jadi kita harus atur," sambungnya.
Selain refleksi diri, Zulvia juga mengatakan bahwa work-life balance atau menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan sesuatu di luar pekerjaan juga dapat menjadi cara untuk menjaga kesehatan mental.
"Kerja boleh, tentunya kita butuh punya karir dan penghasilan. Tapi kehidupan pribadinya jangan lupa, ada me time, ada waktu sama keluarga dan teman, ada waktu melakukan hobi yang kita senangi," imbuhnya.
Tak hanya itu, ia menambahkan bahwa menjaga pola makan dan berolahraga juga penting untuk dilakukan. Sebab menurutnya, dua hal tersebut dapat membantu meningkatkan hormon-hormon bahagia seperti dopamin dan serotonin.
"Tidurnya juga harus cukup. Kurangi begadang. Tidur yang kurang itu merupakan salah satu yang membuat seseorang lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental," tutup Zulvia.
Baca juga: Psikiater: Gangguan jiwa bukan tanda lemah iman
Baca juga: Psikolog ajak orang tua jaga kesehatan mental anak dengan bermain
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022