Menyusuri magisnya "Sanctuary of Truth"

15 Oktober 2022 14:34 WIB
Menyusuri magisnya "Sanctuary of Truth"
Obyek wisata Sanctuary of Truth di Pattaya, Thailand. (ANTARA/Ida Nurcahyani)
Bagi pencinta serial drama aksi thriller "Money Heist" atau "La casa de papel", tentu pernah menyaksikan sebuah adegan saat aktris Ursula Corbero yang memerankan Tokyo beraksi di sebuah bangunan megah penuh ukiran.

Dan, bangunan megah itu sebenarnya adalah sebuah museum di Pattaya, Thailand bernama Sanctuary of Truth yang memiliki luas 2000 meter persegi dengan tinggi mencapai 100 meter, di mana seluruh bangunannya terbuat dari kayu yang dipahat secara manual menggunakan tangan.

Sungguh, Thailand seolah-olah tak pernah kehabisan daya tarik wisatanya.

Baca juga: Mengunjungi taman manis "Great & Grand Sweet Destination"
Interior dalam obyek wisata Sanctuary of Truth di Pattaya, Thailand. (ANTARA/Ida Nurcahyani)

Tak hanya menawarkan wisata alam dan belanja, Thailand juga kaya dengan daya tarik kebudayaannya yang syarat dengan nilai-nilai kearifan.

Bersama tiket.com, ANTARA menyusuri magisnya Sanctuary of Truth.

Konon, bangunan yang berlokasi di bagian utara Pattaya, Thailand, ini tak kunjung rampung juga meski sudah mulai dibangun dari tahun 1981. Bahkan 20 tahun setelah pendirinya meninggal, bangunan ini masih terus dalam proses pengerjaan.
Salah satu sudut atap obyek wisata Sanctuary of Truth di Pattaya, Thailand. (ANTARA/Ida Nurcahyani)

Terkesan magis memang karena bangunan ini berdiri nyaris tidak menggunakan paku baja sebagai penyambung antarkayu, tetapi memanfaatkan kearifan teknologi masa lampau yang menggunakan presisi engsel atau pasak kayu sebagai pengunci.

Butuh waktu nyaris tiga minggu untuk merampungkan satu pahatan patung kayu. Butuh dua minggu untuk memasangnya ke dalam bangunan Sanctuary.

Baca juga: Mencicipi sate buaya hingga "fish therapy" di Pattaya Floating Market

Baca juga: Kereta monorel otonom China melaju di Thailand

Para pengrajin bekerja di bengkel obyek wisata Sanctuary of Truth di Pattaya, Thailand. (ANTARA/Ida Nurcahyani)


The Sanctuary of Truth sebenarnya dibangun oleh jutawan Thailand Khun Lek Viriyaphant, yang sangat tertarik untuk melestarikan budaya dan sejarah Thailand.

Ada sekira 500 perajin yang mengerjakan pahatan-pahatan kayu sebelum COVID-19. Kini, imbas COVID-19 hanya menyisakan sekira 200-an pekerja di mana sebagian adalah perempuan.

Museum yang juga dikenal dengan nama Prasat Satchatham atau Prasat Sut Ja-Tum oleh warga lokal itu tampak gagah namun bersahaja menghadap ke laut di utara Pattaya.

Gayung bersambut, pemerintah Thailand turut mempromosikan destinasi wisata ini ke dalam daftar wajib dikunjungi jika agen perjalanan membawa tamu.

Gaya arsitekturnya terinspirasi dari kepercayaan Buddha dan Hindu meskipun mayoritas warga Thailand adalah penganut Budha dan tampaknya mereka juga legowo menyerap kebudayaan kepercayaan lain.

Baca juga: Thailand buka lagi akses ke Maya Bay, pantai di film Leonardo DiCaprio
Satu-satunya lift di bengkel obyek wisata Sanctuary of Truth di Pattaya, Thailand. Lift khusus digunakan untuk membantu para pengunjung manula atau penyandang disabilitas. (ANTARA/Ida Nurcahyani)


Perjalanan kehidupan

Salah satu konsep di balik pembangunan Sanctuary adalah pencarian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pencarian makna diri yang kerap muncul dalam perjalanan kehidupan.

Setidaknya ada empat pertanyaan; siapa diri kita dan dari mana kita berasal? Bagaimana kita bertahan menjalani kehidupan? Apa akhir kehidupan? Bagaimana contoh masyarakat? Apa tujuan hidup kita? Apakah masyarakat adalah dua sisi koin? Terakhir, bagaimana awal mula masyarakat terbentuk?

Ketujuh pertanyaan tersebut terefleksi pada ukiran yang dipahat pada tiang maupun dinding.

Baca juga: Thailand buka pulau Phuket untuk turis mulai Oktober

Sejumlah ukiran mewakili adegan dari epos India kuno Mahabharata dan Ramayana dan menceritakan kisah tentang pertempuran kebaikan melawan kejahatan, kebijaksanaan melawan ketidaktahuan.

Museum menampilkan dewa-dewa Hindu termasuk Trinitas Hindu Brahma, Wisnu Siwa, dan Ganesha, serta Dewa Buddha "Guanyin" (Dewi Belas Kasih).

Tersedia aula setinggi 105 meter yakni tempat untuk belajar tentang filosofi kehidupan dan untuk menemukan cerita Thailand kuno melalui ukiran kayu yang detail.

Keempat sudut bangunan Sanctuary memiliki menara dengan tokoh-tokoh dari kepercayaan dan legenda Thailand, Kamboja, India dan China.

Tidak ada upacara atau ritual yang dilakukan di dalam bangunan ini, namun para pengunjung tetap harus berpakaian sopan dengan menutup lutut serta lengan sebagai rasa penghormatan terhadap simbol-simbol Budha di dalamnya.

Baca juga: Menikmati kuliner tepi Sungai Chao Phraya (video)
Detil langit-langit di obyek wisata Sanctuary of Truth di Pattaya, Thailand pada Sabtu (15/10/2022). Ukiran memiliki warna yang berbeda karena perbedaan rentang waktu pengerjaan. (ANTARA/Ida Nurcahyani)

Selain The Sanctuary of Truth, Khun Lek Viriyaphant rupanya juga menciptakan Museum Erawan dan Kota Kuno Muang Boran, tempat bangunan-bangunan bersejarah Thailand versi mini ditampilkan. Keduanya terletak di provinsi Samut Prakan dekat dengan Bangkok.

Di salah satu sudut area museum ada bengkel di mana para perajin sedang mengerjakan patung hiasan, yang seluruhnya diukir dengan tangan dari kayu.

Baca juga: Thailand akan kembali buka bar dan berencana menerima sebagian turis

The Sanctuary of Truth membuat perjalanan yang tak terlupakan, pengunjung bisa berfoto di sudut-sudut yang damai, meresapi kearifan kepercayaan bahwa hal-hal materialistis sifatnya sementara, sedangkan kebenaran, kebaikan dan kebahagiaan adalah abadi yang diceritakan melalui ukiran.

Satu aula ke aula lain memiliki tema yang berbeda. Misalnya, Aula Utara menampilkan Guanyin dan patung-patung lain yang mewakili kebijaksanaan emansipasi. Aula Selatan memiliki tema astronomi, yaitu matahari, bulan, dan planet lain yang mempengaruhi kesejahteraan manusia. Aula Barat menampilkan representasi elemen tanah, air, angin, dan api, serta patung Tritunggal Hindu.

Terlepas dari semua Dewa dan Dewi, Sanctuary of Truth menyampaikan pesan terpenting dalam agama Buddha tentang pencerahan di mana jalan menuju pencerahan dan kebenaran akan panjang dan sulit dan untuk mencapainya, seseorang perlu memahami kekacauan sehari-hari.
 
Wisatawan menaiki gajah di obyek wisata Sanctuary of Truth di Pattaya, Thailand pada Sabtu (15/10/2022). (ANTARA/Ida Nurcahyani)

Bagi pencinta selfie, ada banyak peluang foto Instagrammable di dalam bangunan berkat cahaya dan bayangan yang berubah seiring waktu.

Tak hanya menjelajahi museum penuh filosofi, jika berkunjung ke The Sanctuary of Truth wisatawan juga bisa menikmati angin sepoi-sepoi laut utara Pattaya sambil menaiki gajah.

Masuk daftar TO DO

Pengalaman menjelajahi magisnya The Sanctuary of Truth hadir dalam fitur TO DO tiket.com dengan harga mulai dari Rp158.854.

Jika wisatawan juga ingin menunggangi gajah maka tiket masuk tersedia mulai harga Rp254.361, dengan catatan jika wahana gajah hari itu tersedia. Lokasi wisata ini buka dari jam 08.00 hingga 18.00.

Baca juga: Thailand tutup pantai Maya Bay demi pulihkan ekosistem

Fitur tiket TO DO dari tiket.com menghadirkan kemudahan bagi para pelancong untuk merancang perjalanan dengan memilih berbagai pengalaman seru yang diinginkan misalnya dalam kategori Atraksi, pengguna bisa memilih destinasi wahana atau tempat wisata yang sesuai dengan keinginan seperti Water Parks, Amusement Parks, Museum, Theater, dan Galleries, Nature & Zoo, hingga pilihan kunjungan ke berbagai landmark ikonik kota tujuan.

Dalam kategori Event misalnya, pengguna bisa merancang pengalaman melihat konser musik atau mengikuti seminar di kota tujuan.

Tentunya seluruh pengalaman yang ditawarkan sudah memenuhi standar keamanan kesehatan.

Pengguna bisa memastikan kepatuhan partner yang bekerja sama dengan tiket.com terhadap standardisasi protokol kesehatan dan kebersihan yang dikeluarkan oleh badan resmi seperti WHO dalam fitur tiketCLEAN.

Baca juga: Rute baru kereta Bangkok - Pattaya akan beroperasi

Baca juga: Strategi baru Thailand datangkan turis patut ditiru Indonesia

Baca juga: Wisata belanja murah di Bangkok

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022