• Beranda
  • Berita
  • Pemprov Kepri minta vaksin COVID-19 produksi dalam negeri IndoVac

Pemprov Kepri minta vaksin COVID-19 produksi dalam negeri IndoVac

16 Oktober 2022 15:38 WIB
Pemprov Kepri minta vaksin COVID-19 produksi dalam negeri IndoVac
Gubernur Kepri Ansar Ahmad (ANTARA/Nikolas Panama)

Stok vaksin kita sudah habis. Mudah-mudahan Vaksin IndoVac segera didistribusikan ke Kepri

Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad meminta vaksin COVID-19 produksi dalam negeri, IndoVac kepada pemerintah pusat untuk kebutuhan masyarakat di provinsi itu.

"Stok vaksin kita sudah habis. Mudah-mudahan Vaksin IndoVac segera didistribusikan ke Kepri," kata Ansar di Tanjungpinang, Ahad.

Indonesia melalui BUMN Farmasi PT Bio Farma saat ini sedang membuat vaksin COVID-19 dengan merek IndoVac untuk memenuhi kebutuhan vaksin di dalam negeri dengan kapasitas produksi hingga 20 juta dosis untuk tahun 2022 ini.

Bio Farma mulai melakukan riset dan pengembangan vaksin COVID-19 selama hampir setahun terhitung sejak November 2021 hingga 24 September 2022.

Vaksin IndoVac telah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 24 September 2022 untuk vaksinasi primer, yakni dosis I dan dosis II bagi dewasa (usia di atas 18 tahun).

Baca juga: Maarif Institute: IndoVac tingkatkan kedaulatan kesehatan nasional

Baca juga: Wali Kota ingin IndoVac penuhi kebutuhan vaksin COVID-19 di Bandung


Selain itu, IndoVac juga telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kepri Muhamad Bisri mengatakan Pemprov Kepri sejak September 2022 meminta vaksin kepada pemerintah pusat. Sejak awal Oktober 2022, kegiatan vaksinasi di Kepri dihentikan sementara karena tidak ada stok vaksin.

"Kami menunggu vaksin dalam negeri," ujarnya.

Bisri menegaskan bahwa Pemprov Kepri tidak pernah mengajukan permohonan vaksin disertai jumlah kebutuhan. "Kami serahkan semuanya ke pemerintah pusat. Pemerintah pusat juga mengetahui berapa kebutuhan Kepri," ucapnya.

Menurut dia, polemik yang terjadi setelah stok vaksin habis disebabkan oleh sejumlah orang yang ingin vaksin untuk memenuhi persyaratan perjalanan keluar provinsi.

Baca juga: MUI sambut baik peluncuran vaksin halal IndoVac

"Vaksin bukan untuk kepentingan perjalanan ke luar daerah, tetapi untuk kesehatan. Karena itu jangan pada saat mau keluar daerah, baru vaksin," ujarnya.

Bisri menjelaskan masa berlaku vaksin terbatas. Vaksin akan mengalami kedaluwarsa atau masa berlakunya habis.

Vaksin akan terbuang sia-sia jika pemerintah pusat mendistribusikan vaksin dalam jumlah yang banyak, tetapi tidak digunakan seluruhnya.

"Seperti Maret 2022, stok vaksin berlimpah, tetapi yang suntik vaksin hanya sedikit sehingga banyak yang kedaluwarsa. Tentu ini tidak kita inginkan terjadi lagi," tuturnya.

Saat ini, kata dia, vaksinasi COVID-19 untuk dosis pertama di Kepri mencapai 1.789.030 orang atau 99,24 persen, dosis kedua 1.534.698 orang atau 85,13 persen dan dosis ketiga 734.704 orang 53,50 persen.

Baca juga: Bio Farma: IndoVac dapat diproduksi hingga 100 juta dosis pada 2023

Baca juga: Bio Farma suntik vaksin IndoVac perdana ke warga belum mendapat vaksin

 

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022