"Terdapat 3 dari 13 anak di Tanjong Timur, Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, menderita stunting, dan umumnya ditemukan pada anak yang belum melakukan kebiasaan cuci tangan dengan sabun secara rutin dan pernah terkena diare," kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) program studi Fisioterapi, Program Pendidikan Vokasi, UI Triana Karnadipa, di kampus UI Depok, Senin.
Ia mengatakan Pengmas ini memberikan penyuluhan dan pelatihan bagi petugas kesehatan dan warga setempat tentang pengetahuan dasar deteksi dini kejadian stunting pada anak-anak balita di Pulau Panggang.
Jika seorang anak mengalami stunting, maka hal ini juga akan mempengaruhi prestasi akademiknya karena terjadi gangguan pada perkembangan otak, motorik, dan organ-organ vital lainnya.
Baca juga: Tim UI lakukan penelitian kasus tengkes di Temanggung-Jateng
Baca juga: PKJS UI: Penyederhanaan struktur tarif CHT masih jauh dari ideal
Menurut World Health Organization (WHO), stunting bisa ditandai dari ciri-ciri fisik, seperti tinggi anak di bawah standar pertumbuhan anak normal disertai adanya gangguan dan terhambatnya perkembangan pada organ-organ lain.
Triana mengatakan stunting merupakan masalah kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kebiasaan makan dan sanitasi yang buruk. Salah satu cara mencegah dan menanggulanginya adalah deteksi dini pada 1.000 hari awal kehidupan, memperbaiki asupan gizi anak, serta mengajarkan kebiasaan hidup bersih dan sehat pada anak, khususnya mencuci tangan dengan sabun.
Tim Pengmas ini memeriksa status gizi pada anak usia di bawah lima tahun secara gratis, serta edukasi kepada orang tua mengenai tindakan pencegahan stunting. Pemeriksaan tersebut terdiri dari pengukuran berat badan, tinggi badan, IMT, dan penghitungan z score. Tindak lanjut yang diberikan berupa edukasi 6 langkah cuci tangan dengan sabun selama 60 detik dan waktu yang tepat untuk mencuci tangan pada orang tua dan anak.
Lebih lanjut ia menjelaskan, para petugas kesehatan dan orang tua juga dilatih menghitung z score untuk mengetahui status gizi anak dan tren pertumbuhan buah hati mereka. Sehingga, mereka dapat mendeteksi kejadian stunting pada anak secara mandiri dan dapat mengambil tindakan penanganan perbaikan gizi dan kesehatan anak sedini mungkin.*
Baca juga: UI berikan edukasi tekan angka stunting di Manggarai Barat
Baca juga: UI kampanye edukasi sosial turunkan stunting di Manggarai Barat
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022