Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengajak segenap pihak untuk tetap menjaga optimisme, saat membuka Trade Expo Indonesia ke-37 tahun 2022 di ICE, BSD City, Tangerang, Banten, Rabu.Di tengah-tengah krisis, di tengah-tengah resesi, Indonesia di kuartal II masih tumbuh 5,44 persen. Ini wajib kita syukuri.....
Dalam pembukaan yang disiarkan langsung kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Jokowi menyebutkan setidaknya ada tiga alasan yang bisa menumbuhkan optimisme, yakni pertama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif.
"Di tengah-tengah krisis, di tengah-tengah resesi, Indonesia di kuartal II masih tumbuh 5,44 persen. Ini wajib kita syukuri. Kita termasuk negara yang memiliki growth/pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya," kata Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi: Kepercayaan global ke Indonesia semakin baik
Kemudian alasan kedua adalah inflasi yang relatif masih bisa dikendalikan di level 4,9 persen pada kuartal II/2022, bahkan hanya menjadi 5,9 persen setelah kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak.
"Tolong nanti dibandingkan inflasi kita dengan negara-negara lain, pertumbuhan/growth kita dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara lain," ujar Jokowi.
Kemudian alasan ketiga adalah neraca perdagangan Indonesia yang surplus sepanjang tahun 2022 bahkan setidaknya satu tahun sebelumnya, yakni hingga selama 29 bulan terakhir.
"Sudah 29 bulan kita terus surplus neraca dagang kita. Tadi sudah disampaikan oleh Pak Zul (Zulkifli Hasan -red) Menteri Perdagangan dari Januari sampai September surplus kita mencapai 39,8 miliar USD. Ini jumlah yang tidak sedikit. Ini juga berkat kerja keras bapak ibu sekalian," ujar Presiden.
Oleh karena itu, Kepala Negara meminta segenap pihak tetap bersikap optimistis menatap situasi yang ada, termasuk berbagai perkiraan lembaga-lembaga internasional yang ada.
"Lembaga-lembaga internasional menyampaikan bahwa tahun ini sulit, tahun depan akan gelap, silakan negara-negara lain. Negara kita harus tetap optimistis," kata Jokowi.
Baca juga: Luhut yakin PDB Indonesia capai 3,5 triliun dolar dengan hilirisasi
Kendati demikian, Jokowi mengingatkan sikap optimistis itu harus tetap dibarengi dengan penuh kewaspadaan.
"Harus hati-hati, karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi akan menyebar sampai ke mana, imbasnya ke kita seperti apa," tuturnya.
Menutup sambutannya, Presiden mengamini harapan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang menyampaikan Trade Expo Indonesia 2022 menargetkan nilai perdagangan sebesar 10 miliar dolar AS selama penyelenggaraan.
"Semoga nanti apa yang tadi ditargetkan oleh Menteri Perdagangan lebih dari dari 10 miliar USD itu betul-betul bisa kita capai, dan diharapkan itu bisa mendorong surplus neraca perdagangan kita di masa-masa mendatang," ujar Presiden.
Dalam kesempatan lebih awal, Mendag melaporkan bahwa sebelum Presiden melakukan pembukaan secara resmi, sudah ada kesepakatan kontrak sebesar 1,5 miliar dolar AS.
"Pagi ini belum buka pameran sudah ada kontrak 1,5 miliar dolar. Oleh karena itu kami dari Kementerian Perdagangan yakin selesai pameran ini mudah-mudahan kita bisa dapat kontrak, dari hasil ekspor ini, mudah-mudahan kita bisa mencapai 10 miliar US Dollar," ujar Zulkifli.
Baca juga: Neraca perdagangan surplus, Mendag sebut RI bertahan saat krisis
Trade Expo Indonesia 2022 digelar selama 19-23 Oktober disemarakkan dengan Jakarta Muslim Fashion Week yang dilangsungkan 20-22 Oktober.
Trade Expo Indonesia menampilkan sejumlah sektor utama seperti manufaktur, perawatan kesehatan dan kecantikan, makanan dan minuman, peralatan medis, perabotan dan dekorasi rumah, serta layanan digital.
Selain transaksi 10 miliar dolar AS, Trade Expo Indonesia 2022 juga ditargetkan bisa menghadirkan 66.000 pengunjung baik secara daring maupun luring dari mancanegara.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022