Perkumpulan Menopause Indonesia (Perminesia) menganjurkan wanita untuk menjalankan kebiasaan hidup sehat sejak belia untuk menghindari perubahan tubuh akibat menopause.
“Dapat dimulai sejak usia belia. Caranya sebenarnya sederhana, murah, tidak sulit, praktis, bahkan menguntungkan karena manfaatnya dirasakan jauh sampe kita tua,” kata Presiden Perminesia Tita Husnitawati dalam diskusi Virtual Press Conference World Menopause Day 2022: Cognition and Mood, Rabu.
Tita menjelaskan bahwa kebiasaan hidup sehat dapat dilakukan dengan berolahraga teratur, mengonsumsi makanan bernutrisi sehat dan gizi seimbang, menghilangkan kebiasaan buruk seperti merokok, minuman beralkohol dan penyalahgunaan obat, serta menghindari untuk hidup pada lingkungan yang tidak sehat, jauh dari polutan, kebisingan, dan pemukiman padat.
“Kondisi menopause menyebabkan gejala atau sindroma metabolik yang terdiri dari obesitas perut yang ditandai lingkar perut lebih dari 80 cm, tekanan darah meningkat, dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan profil lemak abnormal dan gula darah meningkat. Hal ini terjadi karena konsumsi makanan berkalori tinggi, kebiasaan merokok, dan pertambahan usia,” ujarnya.
Kendati demikian, Tita menegaskan bahwa menopause merupakan kejadian alamiah yang pasti dialami semua wanita. Perubahan hormon pada tubuh wanita menopause menyebabkan gejala-gejala yang dapat mengurangi kualitas hidup, sehingga semua wanita harus mengenal gejalanya dan siap menghadapinya sebagai proses alami yang patut disyukuri.
“Dengan hidup sehat, maka risiko kesehatan jiwa dan raga dapat kita hindari. Sehingga gejala atau perubahan tubuh akibat menopause muncul tanpa membebani kita,” tutur dia.
Terkait dengan olahraga, ia mengatakan bahwa olahraga yang tepat adalah olahraga aerobik, yakni olahraga yang membuat lancar atau tidak menghambat pertukaran udara. Jenis olahraga aerobik tersebut diantaranya berjalan kaki, lari, bersepeda, senam aerobik dan berenang. Olahraga yang tepat, lanjutnya, dapat menjaga berat badan ideal, metabolisme tubuh berjalan normal dan nafsu makan terkendali.
“Sebaiknya dilakukan setiap hari selama 30 menit, minimal 4 kali seminggu, dengan jenis aktivitas yang disesuaikan dengan usia,” ucapnya.
Lebih lanjut Dokter Spesialis Kandungan Subspesialis fertilitas ini menyampaikan bahwa pengobatan hormon untuk keluhan menopause bukan pengobatan utama untuk menopause, apalagi jika wanita tersebut memiliki sindroma metabolik.
“Penelitian terkini pengobatan hormon relatif aman tidak dimasukkan ke mulut ya, tetapi ada yang diberikan topikal melalui kulit, selaput lendir atau vagina. Tapi kalau perlu hormon yang dimakan, lifestyle-nya dong diperbaiki,” kata dia.
Baca juga: Perempuan muda diminta pelajari menopause agar perhatikan kesehatan
Baca juga: Perempuan menopause tetap berpotensi jadi korban kekerasan seksual
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022