• Beranda
  • Berita
  • Pelatih Bali United berharap kehadiran Presiden FIFA beri kabar baik

Pelatih Bali United berharap kehadiran Presiden FIFA beri kabar baik

19 Oktober 2022 22:41 WIB
Pelatih Bali United berharap kehadiran Presiden FIFA beri kabar baik
Pelatih Bali United Stefano Cugurra. (HO/Baliutd.com)
Pelatih Bali United Stefano Cugurra berharap kehadiran Presiden FIFA Gianni Infantino di Indonesia membawa kabar baik untuk persepakbolaan Indonesia menyusul terjadinya Tragedi Kanjuruhan.

"Situasi saat ini memang Presiden FIFA sudah datang ke Indonesia untuk bertemu Pemerintah dan PSSI. Mudah-mudahan dari pertemuan tersebut ada perubahan menuju ke arah yang lebih baik untuk sepak bola Indonesia," kata Infantino dalam laman klub, Rabu.

 Infantino telah bertemu dengan Presiden Jokowi pada Selasa siang (18/10) di Istana Negara, Jakarta, guna membicarakan persepakbolaan Indonesia imbas dari tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Setelah bertemu Jokowi, orang nomor satu dalam badan sepak bola dunia itu kembali ke Selandia Baru hari ini.

Gianni akan kembali lagi ke Indonesia saat pelaksanaan G20 yang akan dilaksanakan bulan depan di Bali, dan direncanakan akan berkantor lama di Indonesia untuk mereformasi sepak bola Indonesia.

Seiring dengan Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan setidaknya 133 orang, operator Liga 1 menyetop sementara kompetisi Liga 1 musim 2022/2023 hingga waktu yang belum ditentukan.

Pelatih yang akrab disapa Teco itu menyebutkan skuad Serdadu Tridatu kembali menjalani sesi latihan pada Rabu, setelah mendapat waktu libur akhir pekan lalu.

Pada latihan tersebut, program latihan fisik menjadi menu pertama yang dilakoni Bali United di Gelora Tri Sakti, Legian.

Baca juga: Borneo FC siapkan latihan virtual selama libur

Seluruh pemain Bali United menikmati setiap sesi yang dibagi dalam tiga bagian meskipun memang kejelasan kembalinya lanjutan kompetisi pekan 12 Liga 1 belum terdengar.

Pelatih asal Brasil yang sudah menangani Bali United sejak 2019 itu mengungkapkan saat ini pemain memang hanya bisa melakoni latihan tanpa ada kepastian kompetisi.

"Kita tetap latihan menjalani program seperti biasa saat ini. Tim dari pelatih, ofisial hingga pemain hanya menunggu kapan bisa kembali kompetisi berjalan," kata Teco.

Situasi seperti ini membawa pada suasana kompetisi yang hampir mirip dengan masa-masa pandemi. Perbedaannya, jika pandemi adalah isu kesehatan yang menjangkau seluruh dunia, sementara kali ini Tragedi Kanjuruhan menjadi isu olahraga yang melukai kompetisi sepak bola di Indonesia.

"Pada saat pandemi Covid, kita di Indonesia sudah merasakan tanpa kompetisi sepak bola. Kemudian saat kompetisi dimulai itu tanpa penonton. Tahun ini kita sudah mulai dengan penonton kemudian ada tragedi duka," kata pengoleksi tiga trofi Liga 1 tersebut.

"Kita sebagai orang yang terlibat di sepak bola hanya berharap keputusan terbaik dengan hadirnya Presiden FIFA ke Indonesia. Beliau bisa memberikan masukan yang terbaik," kata Teco.

"Jika memang saat kompetisi dimulai dengan tanpa penonton atau kehadiran penonton secara bertahap di stadion, maka menurut saya tidak begitu masalah," pungkas dia.

Baca juga: Persita liburkan pemain sepekan lebih

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022