• Beranda
  • Berita
  • Belasan balita di Surabaya-Malang meninggal akibat gagal ginjal

Belasan balita di Surabaya-Malang meninggal akibat gagal ginjal

20 Oktober 2022 18:50 WIB
Belasan balita di Surabaya-Malang meninggal akibat gagal ginjal
Suasana di depan Gedung IGD RSUD Dr Soetomo beberapa waktu lalu. (ANTARA/Hanif Nashrullah)
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur dr Sjamsul Arief MARS SpA(K) menyebut ada belasan balita di Surabaya dan Malang yang meninggal dunia akibat gagal ginjal akut misterius.

"Yang meninggal ada 10 di Surabaya dan tiga di Malang (anak yang meninggal akibat gagal ginjal akut misterius di Jatim, red.)," katanya dikonfirmasi di Surabaya, Kamis.

Ial mengatakan 13 balita yang meninggal berusia 1-5 tahun.

Namun, untuk data usia secara jelas, ia menyatakan tidak bisa menyampaikan karena hanya ada di RSUD dr Soetomo dan RSUD Saiful Anwar.

Sebelumnya, dia menyebut ada 24 kasus gangguan gagal ginjal akut misterius di Jatim, 15 di antaranya di Surabaya dan sembilan lainnya di Malang.

Namun, dirinya tidak dapat memastikan apakah 24 anak tersebut merupakan warga Surabaya dan Malang. Tetapi kemungkinan adalah pasien rujukan dari daerah lain.

"Tidak tahu, itu data dari RSUD dr Soetomo dan RSUD Saiful Anwar. Karena dua rumah sakit tersebut yang bisa melakukan hemodialisa (terapi cuci darah), mungkin rujukan dari kabupaten atau kota lain," kata dia.

Baca juga: Seorang balita di Ngawi meninggal dunia diduga gagal ginjal akut

Terkait sisa anak yang masih sakit, Sjamsul memastikan kalau mereka telah mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit.

"Alhamdulillah sudah mulai membaik. Masih demam, tapi sudah proses penyembuhan, sudah observasi," ujar dia.

Bagi orang tua yang anaknya sedang sakit, ia berpesan untuk rajin mengecek dan meneliti kondisi anak.

"Anak dengan berat 10 kg air kencingnya sebanyak 30 cc. Bila anak tidak buang air kecil selama enam jam, maka harus dilakukan observasi dan penelitian lebih lanjut," katanya.

Dia juga mengingatkan para orang tua untuk tidak sembarangan memberi obat.

"Kalau anak panas, jangan dikasih sirop. Jangan tiap jam dikasih obat. Dibawa ke dokter aja dulu. Nanti dikasih puyer supaya demamnya turun," kata dia.

Baca juga: Dinkes: Sembilan anak gagal ginjal akut dirawat di RSUD Saiful Anwar
Baca juga: Dinkes Sumut imbau petugas kesehatan tidak beri obat cair ke anak
Baca juga: BPOM umumkan lima produk obat sirop lampaui batas aman Etilen Glikol

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022