Unggulan kedelapan itu sempat tertinggal di gim pertama dan mengalami tekanan pada interval akhir gim ketiga sehingga memunculkan kekhawatiran bakal tersingkir oleh pebulu tangkis asal Hong Kong itu.
"Pertama saya bersyukur bisa lolos ke babak delapan besar. Di laga ini lawan sedikit punya keuntungan saat berada di posisi menang angin. Serangannya tidak bisa saya duga, sangat kencang karena menang angin," ujar Jonatan melalui pesan tertulis PP PBSI di Jakarta.
Jonatan tak bisa merebut kendali permainan di gim pertama, bahkan ia terlihat kurang percaya diri untuk bermain sesuai strategi yang diinginkan.
Baru pada gim kedua, Jonatan bermain lebih ulet lewat kontrol dan mobilitas yang prima saat mengejar bola. Arah pukulan dan pengembalian dari Lee juga mampu ia antisipasi dengan baik pada gim kedua.
Baca juga: Jonatan dan Chico lalui "rubber game" di 32 besar Denmark Open
Baca juga: Jonatan dan Chico lalui "rubber game" di 32 besar Denmark Open
Pada gim ketiga Jonatan diuntungkan dengan kondisi fisik Lee yang menurun. Pebulu tangkis peringkat ke-17 itu kesulitan dalam mengejar bola serta kewalahan dengan strategi Jonatan yang bermain netting.
"Beruntung di gim kedua dan ketiga saya bisa mengontrol jalannya pertandingan untuk meraih kemenangan. Pada laga ini lawan sangat baik saat menyerang di depan net dan pukulannya sangat keras. Saya bermain lebih sabar dalam meladeni setiap serangan lawan," kata Jonatan menceritakan.
Dengan kemenangan di babak 16 besar Denmark Open, Jonatan turut menambah catatan keunggulan atas Lee menjadi 3-2.
Pada babak perempat final, Jonatan akan bertemu unggulan keempat Lee Zii Jia asal Malaysia. Dalam enam pertemuannya kontra Lee Zii Jia, Jonatan unggul sebanyak empat kali.
Namun dua kemenangan yang dibukukan Lee terjadi dalam dua pertemuan terakhir mereka pada All England 2020 dan Kejuaraan Badminton Asia tahun ini.
Baca juga: Fajar Alfian ingin tampil lebih berani di perempat final Denmark Open
Baca juga: Fajar Alfian ingin tampil lebih berani di perempat final Denmark Open
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022