"Kita sudah melaporkan ada pasien 26 kasus, seperti yang tercatat di Kemenkes, mungkin nanti ditelusuri lagi," kata Ketua IDAI Cabang Aceh Syafruddin Haris di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan gagal ginjal akut yang tengah merebak saat ini tidak sama dengan gagal ginjal yang sebelumnya dijumpai di Aceh. Kasus ini mulai terdeteksi di Tanah Rencong sejak Juli, kemudian terjadi lonjakan kasus pada September 2022.
Baca juga: Seorang balita di Ngawi meninggal dunia diduga gagal ginjal akut
Baca juga: Dinkes: Sembilan anak gagal ginjal akut dirawat di RSUD Saiful Anwar
Menurut Syafruddin, kasus gagal ginjal akut yang ditangani di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh sudah dalam kondisi parah. Umumnya, mereka pasien rujukan dari rumah sakit di sejumlah kabupaten/kota.
“Kasus ini terjadi pada anak usia 1-2 tahun, dengan persentase sekitar 50 persen, dan anak di bawah satu tahun sekitar dua hingga tiga kasus, ada juga anak usia delapan bulan,” katanya.
Data IDAI menyebutkan penyebaran kasus gagal ginjal akut paling tinggi di Banda Aceh dan Aceh Tengah. Tingkat kematian akibat penyakit ini juga cukup tinggi, yakni mencapai 10 anak, namun ia tidak merinci secara detail dari daerah mana saja.
“Yang meninggal ini sudah dalam kondisi yang paling berat,” katanya.
Oleh karena itu, IDAI mengimbau masyarakat untuk mematuhi instruksi Kemenkes RI agar menghentikan dulu pemberian obat sirop kepada anak-anak, terutama usia di bawah 6 tahun, untuk penyelidikan lebih lanjut.
Baca juga: Kemenkes-BPOM segera tarik produk obat sirop perusak ginjal
IDAI juga meminta agar Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota untuk terus mengedukasi masyarakat, supaya orang tua terus meningkatkan kewaspadaan dalam pengawasan terhadap anak.
Ia mengatakan hampir semua anak yang dibawa ke rumah sakit memiliki gejala yang sama. Rata-rata pasien yang datang dalam keadaan demam, masalah saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan bermasalah pada susunan saraf pusat.
“Kadang juga ada pasien tidak kencing selama enam hari, tapi kondisi masih sama seperti anak normal. Saat dilakukan pemeriksaan darah itu terjadi peningkatan signifikan,” katanya.
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022