• Beranda
  • Berita
  • Memberi dukungan adalah pertolongan pertama bagi penderita depresi

Memberi dukungan adalah pertolongan pertama bagi penderita depresi

20 Oktober 2022 21:17 WIB
Memberi dukungan adalah pertolongan pertama bagi penderita depresi
Ilustrasi penderita kesehatan mental yang berkonsultasi dengan ahli (ANTARA/Pexels)
Psikolog klinis dari Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Annelia Sari Sani mengatakan jujur dan memberi dukungan adalah hal pertama yang bisa dilakukan kepada penderita depresi atau masalah kesehatan mental.

"Apapun respon emosi yang muncul dalam diri kita, kita sampaikan. Tapi yang penting kita lakukan adalah memberi dukungan bahwa dia tidak sendirian," ujar Annelia ditemui usai jumpa pers "Indonesia Mental Health Movement: It Starts and Ends with Us" di Jakarta, Kamis.

Anggota Satuan Tugas Krisis dan Kebencanaan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia itu, mengatakan seseorang yang mengalami depresi membutuhkan dukungan dari lingkungan terdekat.

Baca juga: Psikiater: Refleksi diri kunci menjaga kesehatan mental

Memberikan stigma negatif atau menjauhi orang dengan gangguan kesehatan mental, hanya akan menambah perasaan kesepian dan tidak dibutuhkan oleh orang tersebut.

Menurut Annelia, meski tidak bisa memberikan bantuan secara profesional, ada baiknya orang dengan masalah mental harus selalu ditemani.

"Pastikan dia merasa kita selalu ada, selalu menemani, temani dia kalau mau mencari bantuan, jangan biarkan dia terbenam dalam penderitaan sendirian," kata Annelia.

Lebih lanjut, Annelia mengatakan gangguan kesehatan mental disebabkan oleh banyak faktor seperti trauma masa lalu, sering diabaikan, hingga mendapat kekerasan.

Gangguan kesehatan mental juga tidak bisa dianggap sepele. Dalam beberapa kasus, penderita kesehatan mental dapat berakhir dengan bunuh diri.

Annelia mengatakan sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan bahaya kesehatan mental. Menurutnya, gangguan kesehatan mental pada seseorang masih dianggap tabu untuk dibicarakan karena adanya stigma negatif.

"Kita sadari dulu bahwa ini bukan hal yang remeh, ini sesuatu yang sifatnya serius. Maka jangan ragu untuk ngobrol, kalau belum siap cari bantuan, yang penting cerita dulu. Kita saling bercerita, sadar aja dulu," katanya.

Annelia mengatakan saat ini beberapa puskesmas di Indonesia sudah menyediakan layanan untuk mengatasi masalah kesehatan mental.

Menurut Annelia, apabila tidak berani bertemu secara langsung dengan ahli, maka bisa meminta pertolongan orang terdekat untuk mencari bantuan.

"Kami mau menghapus stigma bahwa mereka yang ke psikolog bukan mereka orang yang enggak berarti dan mengalami gangguan jiwa. Untuk meningkatkan kesehatan harus berawal dari kesadaran," kata Annelia.

Baca juga: Periksa kesehatan mental gratis di "Indonesia Mental Health Movement"

Baca juga: Zaman serba digital, jangan lupakan interaksi sosial secara langsung

Baca juga: Interaksi sosial secara langsung diperlukan demi kesehatan mental

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022