• Beranda
  • Berita
  • Holding BUMN Farmasi teken MoU dengan empat perusahaan global

Holding BUMN Farmasi teken MoU dengan empat perusahaan global

20 Oktober 2022 21:19 WIB
Holding BUMN Farmasi teken MoU dengan empat perusahaan global
Holding BUMN Farmasi melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan empat perusahaan global pada kegiatan G20 State-owned-Enterprise (SoE) International Conference & Expo2022 di Nusa Dua, Badung, Bali. ANTARA/HO-Humas Bio Farma
Holding BUMN Farmasi melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU dengan empat perusahaan global pada kegiatan G20 State-owned-Enterprise (SoE) International Conference & Expo2022 di Nusa Dua, Badung, Bali.

Siaran pers Humas Bio Farma yang dikutip di Bandung, Jabar, Kamis, menyatakan keempat penandatanganan tersebut adalah antara Bio Farma dan Suzhou Ronnsi Pharma Co Ltd (Ronsi), terkait kerja sama pengembangan supply agreement active pharmaceutical ingredients (API) untuk produk Enoxaparin dari Ronsi, yang akan diformulasi di Bio Farma. Produk ini ditargetkan dijual untuk pasar ekspor.

Penandatanganan dilakukan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dan President Director Ronsi Yiming Yao.

Penandatanganan kedua antara Bio Farma dan ConnectedLife Health Singapore berupa kerja sama komersialisasi layanan preventive care di Indonesia, yang ditandatangani Honesti Basyir dan CEO ConnectedLife Health Singapore Daryl Arnold.

MoU ketiga antara Bio Farma dan Asuransi Jiwa InHealth Indonesia, yang dilakukan Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma Soleh Ayubi dan Direktur Pemasaran Bugy Riagandhy.

Kerja sama ini berkaitan dengan pengembangan layanan preventive care system untuk memonitor kesehatan dan aktivitas fisik peserta MANDIRI INHEALTH menggunakan layanan Medwell dan layanan Homecare yang akan terhubung dengan seluruh platform kesehatan digital milik Bio Farma.

Selain itu, PT Kimia Farma Tbk sebagai anggota Holding BUMN Farmasi, juga meneken MoU dengan Pantai Premier Pathology Sdn Bhd untuk kerja sama pendampingan dan dukungan pengetahuan teknis untuk pengembangan layanan laboratorium.

Dengan terlaksananya kerja sama ini, Kimia Farma dapat semakin meningkatkan kualitas dan layanan laboratoriumnya.

Keseluruhan penandatanganan ini disaksikan Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury.

Pahala mengatakan Indonesia telah belajar dari pandemi COVID-19, yakni bagaimana bisa menghindari jika ada pandemi berikutnya, untuk bisa memperkuat infrastruktur kesehatan.

"Indonesia saat ini masih memiliki cukup besar ketergantungan pada negara lain, untuk bisa memastikan masyarakat Indonesia memperoleh pelayanan kesehatan seperti obat, vaksin, untuk bisa menghindari pandemi, oleh karenanya Bio Farma Group melaksanakan penandatanganan kerja sama untuk bisa memperkuat infrastruktur kesehatan di Indonesia," kata Pahala.

Pahala meneruskan vaksin IndoVac yang merupakan vaksin COVID-19 buatan Bio Farma, merupakan salah satu contoh dari pengembangan kemampuan dalam industri kesehatan yang semuanya kita lakukan kolaborasi dengan pihak luar Indonesia.

Baca juga: Bio Farma: IndoVac dapat diproduksi hingga 100 juta dosis pada 2023

Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan secara kapasitas produksi, Bio Farma memiliki kapasitas yang cukup besar, sehingga untuk tahap awal, mampu untuk memproduksi IndoVac sebanyak 20 juta dosis yang akan digunakan untuk program booster pemerintah dan akan meningkat hingga 40 juta dosis.

"Untuk secara total kapasitas produksi vaksin IndoVac, ke depannya kami bisa menyiapkan 120 juta dosis yang akan disesuaikan dengan permintaan. Sesuai dengan arahan Kementerian BUMN, bahwa vaksin IndoVac ini tidak hanya akan digunakan di Indonesia saja, karena kini saatnya Indonesia untuk membantu penanganan pandemi di dunia, mengingat masih terdapat kesenjangan suplai vaksin COVID-19 di dunia," kata Honesti.

Pada akhir September 2022, Bio Farma baru menandatangani kerja sama dengan perusahaan farmasi Inggris ProFactor Pharma untuk produk blood product Recombinant Factor VIII, sehingga ke depannya Bio Farma dapat menguasai teknologi untuk penanganan hemofilia atau pembekuan darah.

"Ini merupakan salah satu penanganan Bio Farma dalam bidang penanganan penyakit tidak menular, namun cukup membahayakan, sehingga perlu keseriusan untuk penanganannya," kata Honesti.

Baca juga: Presiden Jokowi luncurkan IndoVac, vaksin COVID-19 buatan dalam negeri
Baca juga: Menteri Budi optimistis pandemi berakhir di Indonesia awal tahun depan

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022