Menurut Kemenkes, kasus gagal ginjal yang ditemukan pada balita usia enam bulan hingga 18 tahun ini sudah berlangsung sejak Januari 2022.
Hanya saja, jumlah penderita kerusakan fungsi ginjal pada anak ini disebut makin meningkat sejak Agustus 2022.
Di tengah gempuran informasi tentang masalah kesehatan itu, muncul sebuah narasi yang menyebutkan bahwa gagal ginjal akut ini disebabkan oleh vaksin COVID-19.
Klaim tersebut dibagikan oleh seorang pengguna Twitter pada 19 Oktober 2022.
Berikut isi cuitannya:
"Akibat Covid-19 @CCPChina rakyat harus di Vaksin hingga anak2
Sekarang jadi banyak anak2 mengalami gagal ginjal
Karena para ahli virolog dan @PBIDI sudah seperti #AnjingKomunisChina dukung #JokowiKomunisChina menipu rakyat
Kebiasaan @PBIDI terima suap dr Farmasi sampai "selimut",".
Namun, benarkah gagal ginjal muncul akibat vaksin COVID-19?
Akibat Covid-19 @CCPChina rakyat harus di Vaksin hingga anak2
— #BaniTUSBOLL (@osamie1760) October 19, 2022
Sekarang jadi banyak anak2 mengalami gagal ginjal
Karena para ahli virolog dan @PBIDI sudah seperti #AnjingKomunisChina dukung #JokowiKomunisChina menipu rakyat
Kebiasaan @PBIDI terima suap dr Farmasi sampai "selimut"
Penjelasan:
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril mengungkapkan penyakit Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (AKI) pada anak tidak ada kaitannya dengan vaksinasi maupun infeksi COVID-19.
“Dari hasil pemeriksaan, tidak ada bukti hubungan kejadian AKI dengan Vaksin COVID-19 maupun infeksi COVID-19, karena gangguan AKI pada umumnya menyerang anak usia kurang dari 6 tahun, sementara program vaksinasi belum menyasar anak usia 1-5 tahun,” kata dr Syahril.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menerangkan menurut penelitian terbaru ada tiga zat kimia berbahaya yang ditemukan pada obat sirop yang dikonsumsi oleh pasien anak yang mengalami gagal ginjal akut, yakni ethylene glycol, diethylene glycol, dan ethylene glycol butyl ether.
Menteri Budi Sadikin menjelaskan tiga zat kimia itu seharusnya tidak ada dalam obat-obatan sirop, dan kalau pun ada harus sangat sedikit kadarnya, sebagaimana dilaporkan ANTARA.
Merujuk penelitian tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI kemudian menarik lima produk obat sirop di Indonesia yang mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) melampaui ambang batas aman.
Klaim: Gagal ginjal muncul akibat vaksin COVID-19
Rating: Disinformasi
Baca juga: DKI: Gunakan obat tablet dan suppositoria antisipasi gangguan ginjal
Baca juga: Moeldoko segera komunikasi dengan Menkes terkait ginjal akut anak
Baca juga: Ikatan Apoteker: Resep obat sirop perlu pertimbangan risiko-manfaat
Pewarta: Tim JACX
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022