Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan sebanyak 28 negara telah mengajukan permintaan bantuan keuangan dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).Ini merupakan informasi di dalam pertemuan tahunan IMF yang baru saja selesai di Washington D.C, Amerika Serikat
"Ini merupakan informasi di dalam pertemuan tahunan IMF yang baru saja selesai di Washington D.C, Amerika Serikat," ucap Destry dalam Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan No.39 September 2022 yang dipantau secara virtual di Jakarta, Jumat.
Pengajuan bantuan keuangan tersebut seiring dengan fenomena terjadinya perlambatan ekonomi secara global dan bahkan diperkirakan terjadi resesi ringan di tahun 2023.
Ia mengungkapkan dunia saat ini menghadapi suatu ketidakpastian yang sangat tinggi atau biasa disebut VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity), yang tentunya akan menyebabkan tekanan tidak hanya pada negara maju tetapi negara berkembang.
Bahkan jika dilihat lebih lanjut episentrum dari terjadinya gejolak VUCA saat ini adalah di negara maju, seperti di Amerika Serikat dimana mereka menghadapi tekanan inflasi yang tinggi dan kemudian direspons dengan kebijakan moneter melalui peningkatan suku bunga acuan yang sangat agresif.
Langkah moneter tersebut pada akhirnya memberikan tekanan, bukan hanya untuk Amerika, tetapi juga untuk negara maju di sekitarnya dan negara-negara pasar berkembang seperti Indonesia.
Menurut Destry, kondisi ketidakpastian tersebut kemudian makin diperparah dengan meningkatnya tensi geopolitik yang akhirnya menyebabkan perang antara Rusia dengan Ukraina.
"Lalu ada juga fenomena heatwave di berbagai negara, kebijakan proteksionisme masing-masing negara, dan tambahan adanya kebijakan Zero-COVID di Tiongkok yang akhirnya membuat ekonomi negeri itu juga tertahan pertumbuhannya," tuturnya.
Maka dari itu, dirinya menekankan Indonesia harus tetap mewaspadai beragam tekanan global yang sedang terjadi dan tetap berhati-hati.
Baca juga: Gubernur BI: Ekonomi global melambat pada 2023, disertai risiko resesi
Baca juga: Meski ekonomi gelap, Bahlil yakini UMKM jadi secercah harapan
Baca juga: BNI: Ekonomi Indonesia masih stabil meski hadapi risiko resesi global
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022