“Telah terealisasi Rp60 triliun terutama untuk SMF yaitu lembaga yang berhubungan dengan pembiayaan FLPP yaitu rumah murah,” katanya dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Jakarta, Jumat.
Sri Mulyani merinci, pembiayaan investasi Rp60 triliun ini dicairkan kepada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Rp20 triliun serta Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Rp20 triliun.
Kemudian Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Rp14 triliun, Pooling Fund Bencana (PFB) Rp3 triliun, Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Rp1 triliun dan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Rp2 triliun.
Baca juga: SMF terbitkan obligasi PUB VI tahap III 2022 sebesar Rp3 triliun
Ia menjelaskan output dari pembiayaan investasi ini meliputi dari LMAN yaitu terealisasinya pendanaan lahan Proyek Strategis Nasional (PSN) per 30 September 2022 sebesar Rp10,17 triliun untuk jalan tol, bendungan, kereta api, pelabuhan, irigasi dan air baku.
Selanjutnya dari sisi FLPP, terdapat pencairan per 30 September 2022 sebanyak 154.010 unit rumah senilai Rp17,1 triliun sehingga total realisasinya sejak 2010 sebanyak 1.097.589 unit senilai Rp92,3 triliun,
Sementara dari LDKPI telah menyalurkan hibah kepada pemerintah atau lembaga asing untuk bantuan kemanusiaan di negara kawasan Asia dan Afrika sebesar Rp32,02 miliar per akhir September.
Dari LPDP sendiri sejak 2013 telah menetapkan pendanaan untuk 118.028 awardee dengan penetapan 2022 sebanyak 18.440 orang sekaligus telah menetapkan pendanaan untuk 160 proyek riset dengan nilai Rp159 miliar pada 2022.
Terakhir, dari PT SMF telah menyalurkan dana untuk perbankan dalam rangka pembiayaan program FLPP per September 2022 senilai Rp3,52 triliun untuk 95.279 unit rumah.
Baca juga: SMF lunasi Obligasi Berkelanjutan V Rp2,06 triliun di kuartal III 2022
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022