Dokter Bedah Tulang Andi Nusawarta mengatakan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan terkait cedera sebelum akhirnya harus mendapatkan perawatan dari dokter.
“Pertama, adalah saat mengalami cedera ligamen pada lutut saat melakukan olahraga atau saat beraktivitas dan tidak segera membaik setelah beristirahat,” kata dr. Andi dalam temu media di Jakarta, Jumat.
Lebih lanjut, dr. Andi mengatakan tanda selanjutnya adalah jika cedera ligamen pada lutut menyebabkan sulit berjalan jika ada pembengkakan pada lutut.
Baca juga: Lakukan pemanasan guna hindari cedera olahraga
Baca juga: Cedera saat olahraga sebaiknya jangan langsung dipijat, ini alasannya
Pria yang terhimpun dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia tersebut mengatakan tanda ketiga adalah jika saat cedera ligamen lutut terdapat nyeri yang tidak hilang atau ada nyeri berat yang tak tertahankan.
“Lalu, jika ada nyeri yang hilang dan timbul terutama saat aktivitas olahraga. Apalagi dengan riwayat pernah cedera saat melakukannya (olahraga),” jelas dr. Andi.
Adapun beberapa pilihan penanganan lutut non-operatif, menurut dr. Andi. Ada yang namanya terapi fisik dan latihan, cryotheraphy, aspirasi cairan sendi karena edema atau pendarahan, NSAID’s, hingga injeksi proloterapi.
Lebih lanjut terdapat pula injeksi kortikosteroid, injeksi hyaluronic acid, injeksi platelet rich plasma, dan injeksi secretome dan stem cell. Perawatan-perawatan ini dilakukan sesuai kebutuhan serta anjuran setelah berkonsultasi dengan dokter.
Namun, untuk cedera lutut yang ringan, dr. Andi mengatakan pertolongan pertama dapat dilakukan dengan mengompres lutut dengan air dingin atau tas es (ice bag) guna menghentikan peradangan, perdarahan ke dalam jaringan, serta kejang dan nyeri yang ditimbulkan.
Suhu rendah pada es merangsang ukuran pembuluh darah menyempit dan memperlambat aliran darah pada lokasi cedera.
“Kompres dingin membuat pembuluh darah menyempit dan menghentikan pendarahan dan pembengkakan. Setelah itu, baru kita bisa memberi kompres air hangat untuk melancarkan peredaran darah,” ujar dr. Andi.
Jika mengalami kram, dr. Andi menyarankan untuk memberikan kompres air hangat. Menerapkan panas ke area yang meradang akan melebarkan pembuluh darah, memperlancar aliran darah, dan membantu otot yang sakit dan tegang untuk rileks.
“Kalau cedera, biasanya ada luka, benturan, dan pendarahan. Namun, kalau kram, kan, tidak ada pendarahan. Jika mengalami kram, kita bisa memberi air hangat untuk melancarkan aliran darah dan melonggarkan pembuluh darah,” kata dia.
Baca juga: Jaga berat badan dapat kurangi risiko cedera olahraga
Baca juga: Dokter sarankan pelari segera tangani cedera agar tak sakit berlanjut
Baca juga: Dokter jelaskan penanganan pertama kasus cedera olahraga
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022