Menteri Sosial Tri Rismaharini ditemui di Sentra Terpadu Inten Suweno, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, mengatakan, alat yang diupayakan patennya meliputi tongkat adaptif, kursi roda elektrik adaptif, kursi roda cerebral palsy, hingga alat pengukur ketinggian air tuna netra.
Baca juga: Organisasi internasional minta vaksin COVID-19 bebas paten dan murah
"Sekarang lagi kita patenkan. Kan tadi mereka menyampaikan, kenapa tongkat ini nggak diekspor? Nah sekarang lagi saya siapkan patennya, karena kasihan nanti kalau mereka kita bekali, tapi tidak bisa bertarung," ujar Mensos Risma.
Mensos Risma mengatakan, produk inovasi buatan penyandang disabilitas tersebut telah dibawa ke Jenewa untuk diurus hak paten internasionalnya. Hal itu dilakukannya sebulan setelah mengikuti konferensi penyandang disabilitas di Jenewa.
Baca juga: Indonesia hasilkan publikasi internasional-paten terbanyak di ASEAN
"Saya bangga ya kepada saudara-saudara kami yang disabilitas. Mereka pantang menyerah dengan segala keterbatasan-nya, dan mereka bisa berkarya, dan ternyata memang mereka bisa membuat produk yang mungkin bahkan melebihi orang yang non-disabel," ujar Mensos Risma.
Hak paten di Indonesia untuk alat inovasi penyandang disabilitas akan diterbitkan dalam waktu tiga bulan mendatang. Sedangkan hak paten internasional akan diproses bulan depan.
Baca juga: Jumlah paten Indonesia terbanyak di Asia Tenggara
Kementerian Sosial melakukan pendekatan teknologi guna membekali penyandang disabilitas agar dapat membangun kemandirian dalam aktifitasnya sehari-hari, kemudian mendukung pemberdayaan mereka dalam bekerja hingga berwirausaha.
Baca juga: SIstem paten internasional jangan hambat benih pertanian
Baca juga: Mahasiswa Indonesia di Australia Raih Paten Internasional
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022