"Indonesia sedang menyiapkan second NDC yang akan lebih ambisius dan akan lebih selaras pada upaya-upaya untuk menjaga agar kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius," ujar Dirjen PPI Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
"Mudah-mudahan tahun depan kita sudah bisa menyampaikan second NDC yang memuat peningkatan ambisi yang lebih jauh lagi dan menambah sektor lain yang juga sebetulnya berpotensi menurunkan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan iklim," tambahnya.
Menurut Laksmi, hal itu sesuai dengan yang diterjemahkan Indonesia dalam dokumen Long Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience (LTS-LCCR) 2050. Dokumen LTS-LCCR sendiri memiliki visi jangka panjang Indonesia untuk menurunkan emisi karbon dan ketahanan iklim pada 2050.
Baca juga: Indonesia telah tingkatkan target pengurangan emisi gas rumah kaca
Baca juga: KLHK tekankan pentingnya peran aktif semua pihak dalam aksi iklim
Sebelumnya, Indonesia sudah menyerahkan dokumen Enhanced NDC kepada sekretariat United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada 23 September lalu. Dokumen itu berisi peningkatan target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).
Indonesia meningkatkan target pengurangan emisi GRK dengan usaha sendiri dari 29 persen menjadi 31,89 persen. Sementara, target pengurangan emisi dengan dukungan internasional ditingkatkan dari 41 persen menjadi 43,20 persen.
"Dokumen Enhanced NDC buat Indonesia, dari 29 persen menjadi 31,89 persen dan 41 persen menjadi 43,2 persen, merupakan transisi menuju kepada second NDC," jelas Laksmi.
Peningkatan itu diperoleh dari sektor energi, kehutanan dan penggunaan lahan, limbah, pertanian dan industri.
Baca juga: RI dan Inggris kerja sama dukung pencapaian FoLU Net Sink 2030
Baca juga: Dampak perubahan iklim paling banyak dirasakan perempuan dan anak
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022