Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung mengingatkan masyarakat tidak membeli dan mengkonsumsi obat secara sembarangan termasuk obat yang akan diberikan kepada anak-anak.lebih baik berobat ke dokter, entah itu ke puskesmas, klinik atau rumah sakit supaya ada kepastian jenis obat yang dikonsumsi
"Di Lampung sudah ada korban, ke depan masyarakat harus lebih hati-hati kalau membeli obat, lebih baik berobat ke dokter, entah itu ke puskesmas, klinik atau rumah sakit supaya ada kepastian jenis obat yang dikonsumsi," kata Ketua Dewan Pakar IDI Lampung dr Boy Zaghlul Zaini Mkes di Bandarlampung, Senin.
Ia pun menyarankan masyarakat untuk membawa anak-anaknya ke dokter apabila mereka demam yang berkelanjutan agar segera mendapatkan penanganan dan dapat diketahui penyakitnya.
"Karena kalau beli obat di apotek nanti yang diberi secara sembarang. Maka tolong masyarakat kalau anak sakit segera ke dokter," kata dia.
Baca juga: IDI Lampung: Gangguan ginjal anak bisa dilihat dari produksi urine
Baca juga: IDI Lampung sarankan pemda tingkatkan vaksinasi COVID-19
Menurutnya, saat ini dokter-dokter sudah jelas akan memberikan resep obat berupa puyer yang sesuai dosisnya. Kemudian juga sekarang para dokter pun masih menunggu perkembangan mana saja obat sirop yang boleh di konsumsi atau tidak.
"Kami dari medis masih menunggu, jadi sekarang tidak boleh sirop ya kami pakai puyer, untuk selanjutnya kita tunggu perkembangan lebih lanjut," kata dia.
Kemudian, lanjut dia, masyarakat pun tak perlu panik dan tetap mengikuti instruksi pemerintah pusat terkait kasus ini, yang terpenting kalau ada gangguan pada urine anak segera lapor dan segera membawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Untuk saat ini kita ikuti saja perkembangannya dan kalau bisa anak-anak kita jangan sampe sakit supaya tidak berhubungan dengan obat sampai situasinya jelas. Kalau sakit dan ada gejala segera bawal ke dokter agar ada kepastian obatnya," kata dia.
Baca juga: IDI Lampung sebut vaksinasi dan insentif wujud perlindungan bagi nakes
Baca juga: IDI minta orang tua konsultasi ke dokter soal obat penurun panas
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022