• Beranda
  • Berita
  • Gejala depresi saat bekerja tak selalu terlihat, segera cari bantuan

Gejala depresi saat bekerja tak selalu terlihat, segera cari bantuan

24 Oktober 2022 17:43 WIB
Gejala depresi saat bekerja tak selalu terlihat, segera cari bantuan
Ilustrasi depresi. (Pexels)
Stres berat yang berlarut-larut dapat mengarah kepada timbulnya gejala depresi yang kadang secara fisik tak selalu terlihat, namun secara psikologis dapat sangat mengganggu kinerja.

"Depresi adalah kondisi yang tidak selalu nampak, namun sebetulnya perlu dibantu. Karena banyak individu yang mau bangkit melawan depresi mereka, dan berhasil. Melalui bantuan orang sekitar dan profesional di bidangnya, pemulihan akan lebih efektif," kata Psikolog Klinis Bicarakan.id Joe Irene, M.Psi., Psi. dalam keterangannya pada Senin.

Sejumlah gejala fisik saat seseorang mengalami depresi di antaranya adalah selalu merasa kelelahan, sakit kepala, insomnia, jantung berdebar, nyeri dan tegang di otot-otot tubuh hingga gangguan pencernaan.

Adapun gejala psikologis yang umumnya dialami orang yang mengalami depresi adalah sulit berkonsentrasi, penurunan produktivitas, tidak bersemangat dan selalu datang terlambat ke kantor.

Baca juga: Psikiater: Gangguan cemas punya gejala mirip depresi

Selain itu seseorang yang mengalami depresi bisa merasa cemas, mudah putus asa, dan pesimis, mudah lupa, tidak percaya diri hingga menarik diri dari lingkungan.

"Sayangnya, belum semua orang cukup beruntung untuk dapat akses ke kesehatan mental yang baik, terutama di Indonesia. Sebagai tenaga kesehatan, kami para psikolog pun perlu bantuan dari berbagai pihak untuk bekerja sama meningkatkan kesejahteraan mental," katanya.

Vokraf, sebuah perusahaan rintisan di bidang edukasi berbasis teknologi (start-up edu-tech) resmi membagikan free voucher counseling bersama psikolog sebagai bentuk dukungan untuk menjaga kesehatan mental generasi muda Indonesia.

Bekerja sama dengan Bicarakan.id sebagai platform penyedia layanan konseling online maupun offline, Vokraf akan memberikan total 200 voucher untuk generasi muda Indonesia.

Menurut penelitian Auditya, dkk. (2021) yang diterbitkan International Journal of Workplace Health Management menyebutkan bahwa masalah kesehatan jiwa yang paling banyak dialami mahasiswa adalah kecemasan dengan persentase 95,4%, dimana sekitar 50% diantaranya melaporkan melukai diri sendiri dan memiliki pikiran untuk bunuh diri.

Melihat kondisi dimana kekhawatiran terhadap tingginya biaya konsultasi bersama psikolog menjadi salah satu alasan bagi generasi muda yang memiliki keterbatasan finansial sehingga mengurungkan niat untuk berkonsultasi, Vokraf ingin turut membantu dengan memberikan voucher konseling secara gratis.

"Kami percaya bahwa kesehatan mental memegang peranan penting pada produktivitas seseorang, maka dari itu Vokraf ingin mengambil langkah dalam membantu generasi muda untuk meningkatkan performa bekerja di industri profesional. Kami berharap dengan adanya free voucher counseling ini dapat membantu mereka menemukan solusi dan mengetahui langkah yang tepat terkait kondisi kesehatan mentalnya sehingga bisa fokus memaksimalkan potensi yang ada di diri mereka," kata Fina Silmi Febriyani selaku Chief Executive Officer (CEO) Vokraf.

Cara mendapatkan voucher counseling secara offline dan online melalui registrasi terlebih dahulu melalui link https://bit.ly/Counseling-registrationform. Batas waktu untuk melakukan redeem voucher adalah dua minggu sejak voucher diberikan.

Registrasi akan dilaksanakan secara online melalui media sosial Vokraf. Kegiatan offline counseling akan dilaksanakan di Rumah Bicara (Kebon Jeruk, Jakarta Barat), sedangkan kegiatan online counseling akan dilaksanakan melalui platform mitra Vokraf.

Dengan melakukan registrasi melalui media sosial Vokraf, masyarakat akan mendapatkan voucher free counseling selama kuota masih tersedia.

Baca juga: Psikiater: Masyarakat perlu terlibat dalam penanganan ODGJ

Baca juga: Psikiater: Perempuan lebih rentan kena depresi

Baca juga: Memberi dukungan adalah pertolongan pertama bagi penderita depresi

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022