Kementan inginkan Papua Barat miliki 11.000 hektare lahan padi sawah
Kementan inginkan Papua Barat miliki 11.000 hektare lahan padi sawah
25 Oktober 2022 19:30 WIB
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, melintas di lahan pertanian padi sawah di Kampung Desay, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Selasa (25/10/2022) didampingi Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw dan Bupati Manokwari, Hermus Indou. (ANTARA/Rachmat Julaini)
Kementerian Pertanian Republik Indonesia menginginkan Provinsi Papua Barat memiliki 11.000 hektare lahan padi sawah dari luasan saat ini mencapai 6.758,5 hektare pada Masa Tanam II Tahun 2022-2023.
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, secara khusus mengharapkan di Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, memiliki 1.000 hektare lahan padi sawah dari luasan lahan yang dimiliki saat ini yakni 866,5 hektar.
"Satu hektare lahan padi itu harus ditarget menghasilkan 6-7 ton beras dan menghasilkan setidaknya Rp30 juta per satu hektare lahan padi atau Rp30 miliar dalam 1.000 hektare lahan padi dalam kurun waktu 100 hari," ujar Syahrul di Manokwari, Selasa.
Menteri Syahrul menyampaikan pemerintah daerah baik di Provinsi Papua Barat dan juga kabupaten dan kota di Papua Barat untuk pasang badan mengenai pertanian padi. Dia menegaskan kepala-kepala daerah harus siap untuk membela kepentingan rakyat utamanya petani padi sawah
Namun sebelum mencapai hasil Rp30 miliar dalam 1.000 hektar, dia meminta agar ada perbaikan penggilingan padi. Syahrul menilai perbaikan penggilingan padi akan meningkatkan kualitas beras hingga menjadi tingkat premium.
"Ini daerah sangat bagus sekali untuk mengembangkan pertanian, tinggal pemimpin daerah bagaimana. Jangan bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ini harus dipikirkan dengan gagasan dan kemauan," tegas dia.
Syahrul mengharapkan pertanian padi sawah di Papua Barat, khususnya Manokwari juga mulai memperhatikan kegunaan teknologi agar kehilangan dari produksi (food losses) padi bisa menjadi rendah. Syahrul menyebut dengan mesin, kehilangan hasil dari produksi hanya mencapai maksimal 3 persen dibandingkan pemanenan manual yang taraf kehilangannya dapat mencapai 13 persen.
Syahrul mengharapkan Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw dan Bupati dan Wali Kota di Papua Barat mengajak masyarakat untuk mengelola lahan padi sawah serta mengajak kepolisian dan TNI untuk melakukan pengawasan.
"Daerah hanya maju, bangsa hanya maju kalau hadir masyarakat dan terlibat dalam semua kebijakan dan aturan. Karenanya, keberhasilan program dan aktivitas diukur dari keterlibatan rakyat yang semaksimal mungkin," jelas Syahrul.
Dia berharap Papua Barat akan berkontribusi terhadap ketahanan pangan secara nasional. Pertanian juga disebutnya menjadi 'bantalan' ekonomi khususnya masyarakat sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Bupati Manokwari, Hermus Indou, saat menerima kunjungan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, di Kampung Desay, Distrik Prafi menyebut komoditas padi sawah di Manokwari memiliki potensi 10.000 hektare dimana lahan produktif saat ini mencapai 2.455 hektar dengan hasil produksi mencapai 3,7 ton gabah kering per hektarnya. Produksi dalam dua musim tanam disebutnya mencapai 13.625 ton.
Sementara, komoditas padi ladang memiliki luas lahan potensi sebesar 3.000 hektare dengan luas lahan produktif mencapai 350 hektare yang menghasilkan 1,5 ton gabah kering. Luasan lahan itu menghasilkan setidaknya 393,75 ton gabah.
Di Papua Barat, selain Kabupaten Manokwari, ada Kabupaten Sorong yang memiliki luas lahan padi sawah yang mencapai 1.913 hektar disusul Kabupaten Manokwari Selatan dengan luasan lahan mencapai 980 hektare.
Lima kabupaten dan satu kota antara lain, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Maybrat, dan Kabupaten Pegunungan Arfak serta Kota Sorong di Papua Barat yang tercatat belum memiliki rencana lahan tanam padi.