PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor reksa dana telah mencapai 9.090.977 investor, meningkat 32,9 persen pada 2022 dibandingkan jumlah pada akhir 2021 sebesar 6.840.234 investor.Kenaikan jumlah investor reksa dana yang cukup baik membuktikan bahwa semakin banyak masyarakat yang tertarik dengan produk pasar modal
"Kenaikan jumlah investor reksa dana yang cukup baik membuktikan bahwa semakin banyak masyarakat yang tertarik dengan produk pasar modal. Reksa dana dapat dijadikan sebagai alternatif investasi awal bagi masyarakat yang memiliki uang dan ingin berinvestasi di pasar modal," kata Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Seiring dengan meningkatnya jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat di KSEI, jumlah instrumen investasi juga turut meningkat dan semakin beragam. Selain saham, reksa dana menjadi salah satu instrumen investasi di pasar modal yang dilirik investor.
Peningkatan jumlah investor reksa dana tersebut secara konsisten terus berlangsung sejak lima tahun terakhir. Dari total jumlah tersebut, 78,02 persen investor memiliki rekening pada agen penjual reksa dana financial technology (selling agent fintech).
Pertumbuhan Asset Under Management (AUM) reksa dana selling agent fintech terus mengalami pertumbuhan sejak tahun 2018 sampai dengan saat ini. Selama setahun terakhir, jumlah AUM reksa dana selling agent fintech telah meningkat 58 persen menjadi sebesar Rp24,77 triliun.
Antusiasme masyarakat Indonesia dalam berinvestasi di reksa dana sendiri tercermin dari jumlah kepemilikan reksa dana oleh investor lokal yang menguasai 97,36 persen total aset reksa dana.
Berdasarkan data kepemilikan jenis produk reksa dana pada September 2022, terdapat tiga jenis reksa dana dengan jumlah investor terbanyak. Reksa dana pasar uang atau money market fund merupakan jenis produk reksa dana dengan jumlah investor terbanyak yakni sebesar 2.448.265 investor, meningkat 28,8 persen dari tahun 2021.
Selanjutnya disusul oleh reksa dana pendapatan tetap atau fixed income fund dengan jumlah investor sebanyak 938.039 investor, yang meningkat 13,6 persen dari 2021. Selanjutnya, reksa dana saham atau equity fund dengan jumlah investor sebanyak 788.282 atau meningkat sebanyak 23,5 persen dari tahun 2021. Dari sisi dana kelolaan, reksa dana pendapatan tetap memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar Rp148,71 triliun pada September 2022.
Sementara itu, Kepala Divisi Penyelesaian Transaksi dan Administrasi Layanan KSEI Dharma Setyadi menyampaikan, berdasarkan data akhir 2018 sampai dengan September 2022, subscription reksa dana rata-rata selalu meningkat yaitu 93 persen setiap tahunnya.
"Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin tertarik untuk berinvestasi pada produk reksa dana dilihat dari data jumlah frekuensi transaksi reksa dana selama lima tahun terakhir," ujar Dharma.
Dharma menambahkan, sejak 2016, KSEI sebagai salah satu Self-Regulatory Organization (SRO) telah diberikan mandat terkait dengan administrasi data investor reksa dana. KSEI telah menerapkan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu (S-Invest) yang sejalan dengan pengembangan pasar modal.
Sistem tersebut membantu regulator pasar modal untuk melakukan pengawasan serta pengelolaan investasi yang lebih efisien dan efektif. Dengan adanya S-Invest, data investor pasar modal dapat terkonsolidasi di KSEI karena investor reksa dana juga diberikan nomor SID serta dapat memantau produk reksa dana yang dimilikinya melalui fasilitas Acuan Kepemilikan Sekuritas (Akses) yang disediakan KSEI.
Baca juga: Mirae optimistis industri reksa dana makin besar didukung teknologi
Baca juga: APRDI sebut dana kelolaan reksa dana ESG tumbuh tiga kali lipat
Baca juga: Anti riba dan dijamin halal, ini 5 langkah investasi di reksa dana syariah
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022