• Beranda
  • Berita
  • Kaitan pil estrogen dengan risiko kanker payudara

Kaitan pil estrogen dengan risiko kanker payudara

26 Oktober 2022 09:46 WIB
Kaitan pil estrogen dengan risiko kanker payudara
Ilustrasi kanker payudara. (ANTARA/Pexels)
Penggunaan pil estrogen dalam jangka waktu panjang dapat menjadi salah satu faktor risiko kanker payudara, kata pakar hematologi dan onkologi Prof. DR. dr. Noorwati Sutandyo, SpPD-KHOM.

"Kalau minum pil estrogen apalagi minum sejak remaja, itu merupakan faktor risiko (kanker payudara) yang sebetulnya bisa dihindari," kata anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia itu dalam konferensi pers daring, Selasa (25/10).

Hormon estrogen ada dalam pil KB kombinasi yang juga berisi progesteron. Noorwati mengatakan salah satu cara mengurangi risiko terkena kanker payudara adalah dengan tidak memakai pil KB dalam waktu yang terlampau lama.

Baca juga: Citi dukung kesetaraan dengan 43,5 persen karyawan wanita di 2025

Namun, tak perlu khawatir untuk mengonsumsi pil KB bagi pasangan suami istri yang ingin mengatur jarak kelahiran buah hati. Pemakaian pil KB tidak berisiko bila dikonsumsi setelah menikah untuk memberi jeda kehamilan satu dan lainnya.

"Pil KB pas menikah, setelah anak pertama, sebelum anak kedua, tidak apa-apa. Apalagi pil KB kita dicampur dengan progesteron jadi enggak masalah," jelas dia.

Salah satu kanker ganas tertinggi yang dialami perempuan di Indonesia adalah kanker payudara.

Faktor risiko seperti genetik dan usia tidak bisa dihindari, tetapi pola hidup juga berperan besar dalam penyakit ini. Oleh karena itu, Noorwati mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga gaya hidup sehat.

Rutin mengonsumsi buah segar dan sayuran adalah bagian dari gaya hidup sehat.

Dia juga menyarankan untuk meminimalkan konsumsi makanan berlemak yang dimasak dengan cara digoreng dan dibakar. Makanan manis dan berlemak juga tidak boleh dikonsumsi berlebihan sebab dapat membuat seseorang jadi kegemukan, meningkatkan faktor risiko terkena kanker.

Selain itu, berhenti mengonsumsi alkohol dan merokok serta menyempatkan diri untuk berolahraga minimal 30 menit per hari, lima kali dalam sepekan.

Faktor lain yang tak kalah penting adalah menjaga keseimbangan dalam bekerja dan tidak melupakan kesehatan mental sehingga stres bisa dikurangi.

Dia menegaskan pentingnya untuk menghilangkan stres dengan cara yang disukai tiap individu, seperti berlibur ke tempat yang sejuk dan menikmati pemandangan alam demi menyegarkan pikiran.

Baca juga: Rutin konsumsi buah dan sayur kurangi risiko kanker

Baca juga: YKI: Perlu kolaborasi pemangku kepentingan dalam tanggulangi kanker

Baca juga: Menkes: Dokter keluarga berperan dalam deteksi dini kanker payudara

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022