• Beranda
  • Berita
  • Menkes: TTD dan pola hidup sehat harus mulai digalakkan sejak remaja

Menkes: TTD dan pola hidup sehat harus mulai digalakkan sejak remaja

26 Oktober 2022 12:37 WIB
Menkes: TTD dan pola hidup sehat harus mulai digalakkan sejak remaja
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam Gerakan Nasional Aksi Bergizi 2022 yang diikuti di Jakarta, Rabu (26/10/2022). ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti/aa.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dan penerapan pola hidup sehat harus sudah mulai digalakkan sejak anak menginjak usia remaja untuk mencegah anak lahir stunting.

“Kalau tidak sehat, kemungkinan besar anaknya stunting. Sehat itu banyak ukurannya, tapi sehat ini saya kasih prioritas karena ini, menyebabkan stunting paling besar. Selama masa remaja tidak boleh anemia, selama hamil gizinya harus cukup,” kata Budi dalam Gerakan Nasional Aksi Bergizi 2022 di Jakarta, Rabu.

Pernyataan Menkes, selaras dengan pengertian stunting yang dilansir dalam laman resmi Kemenkes yakni masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Budi menyatakan saat ini, masih banyak remaja perempuan yang mengalami anemia dan kekurangan energi kronik (KEK). Akibatnya, ketika memasuki masa kehamilan banyak keluarga yang berpotensi melahirkan anak stunting.

Baca juga: Menkes: Cuci tangan pakai sabun bagian terpenting tekan kematian bayi

Baca juga: Menkes: Imunisasi PCV untuk tekan Pneumonia sekaligus stunting

Urgensi lainnya yang harus diperhatikan adalah stunting dapat menurunkan IQ kecerdasan anak sebesar 20-30 persen.

Menurutnya, stunting dapat dicegah bila remaja perempuan secara rutin meminum tablet tambah darah yang diberikan. Hal itu dapat membantu kadar hemoglobin (Hb) calon ibu berada di atas 12 g/dL.

“Kalau di bawah 12 HB-nya, itu ada harus minum tablet penambah darah. Supaya pada saat nanti mereka hamil, tidak anemia sehingga anaknya tidak stunting dan tidak bodoh,” ujar Menkes.

Budi melanjutkan konsumsi tablet tambah darah itu, juga harus dibarengi dengan pemeriksaan kesehatan rutin di puskesmas. Dalam hal ini, dirinya memastikan bahwa pemeriksaan darah di puskesmas dapat diakses secara gratis.

Para remaja juga disarankan untuk menjalankan pola hidup sehat, dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Contoh makanan yang disarankan oleh Menkes adalah seperti hati ayam, ikan dan telur.

“Jaga hidup sehat lebih penting daripada mengobati sesudah sakit. Stunting itu akan menyebabkan anak kita bodoh. Ingat masa remaja pokoknya mesti diperiksa darahnya. Ada korelasi antara kesehatan tubuh dan angka darah,” katanya.

Menkes juga mengingatkan bahwa Indonesia akan memasuki era bonus demografi yang diprediksi terjadi pada tahun 2030. Di mana penduduk usia produktif akan mendominasi persentase penduduk dari jumlah keseluruhan.

Oleh karenanya, ia mengimbau agar kesehatan semua penduduk dapat dijaga sejak usia remaja agar bonus demografi dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan meningkatkan pendapatan serta memperlancar pembangunan negara.

“Ini akan sangat bergantung pada kondisi kesehatan adik-adik semua. Makanya bagi yang laki-laki dan punya adik perempuan, tolong diingatkan untuk rutin melakukan periksa darah,” ujarnya.*

Baca juga: Menkes: Pemerintah intervensi stunting ke ibu dan balita

Baca juga: Menkes minta remaja putri rutin konsumsi TTD guna tekan stunting

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022