Sanitarian Ahli Pertama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Choirul Rozi mengatakan siswa perlu diajak untuk turut berkontribusi dalam menciptakan kantin sehat di sekolah.Harus diperiksa secara berkala
"Siswa yang tergabung dalam dokter kecil, kemudian jumantik cilik, duta keamanan pangan sekolah, itu berkolaborasi bersama dalam menciptakan kantin sehat," kata Rozi dalam bincang-bincang kesehatan yang digelar daring melalui akun Instagram @dinkesdki diikuti dari Jakarta, Kamis.
Menurut Rozi, selain diajarkan mengenai kebersihan, para siswa juga perlu diajarkan agar bisa melakukan pemeriksaan sampel pangan secara sederhana.
Tujuannya, agar mereka bisa memeriksa kebersihan dan keamanan makanan dan minuman yang dijual di kantin sekolah serta membagikan ilmu mereka kepada teman-temannya yang lain.
Baca juga: Sudin Pendidikan Jakbar pastikan seluruh sekolah terapkan kantin sehat
Baca juga: KPAI dorong kantin sekolah kembali dibuka
"Contohnya, kalau ingin memeriksa kandungan boraks di bakso, mereka ini bisa diajarkan untuk memeriksa menggunakan kunyit dan tusuk gigi," ujar Rozi.
"Kalau kita sudah edukasi kepada mereka, harapan kami adalah mereka bisa membagikan ilmu itu kepada teman-teman sebayanya," katanya.
Selain melibatkan siswa, Rozi juga mengatakan sekolah dapat berkoordinasi dengan puskesmas setempat untuk dilakukan pembinaan sehingga kantin sekolah sehat dapat terwujud dan berjalan dengan optimal.
Rozi mengatakan bahwa untuk mewujudkan kantin sehat di sekolah, makanan berbahaya memang menjadi hal utama yang harus dihilangkan.
Menurutnya, ada tiga cemaran yang harus dienyahkan karena bisa berpengaruh buruk pada kesehatan yaitu cemaran cemaran fisik, cemaran biologis, dan cemaran kimia.
Cemaran fisik, menurut dia adalah cemaran yang berupa benda-benda asing seperti rambut, isi staples, hingga bagian tubuh binatang.
Untuk mencegahnya, Rozi mengatakan orang yang bertugas mengolah dan menyajikan makanan harus menggunakan alat pelindung berupa celemek, penutup kepala, dan penutup mulut. Selain itu, penting juga untuk melakukan pengendalian hama atau vektor di sekolah.
Sementara cemaran biologis dikatakan Rozi berupa cemaran mikroorganisme karena buruknya kualitas air yang digunakan untuk mengolah makanan atau mencuci peralatan makan.
"Tentunya kita bisa melakukan penilaian dengan bantuan laboratorium. Harus diperiksa secara berkala agar hidangan yang diolah menggunakan air itu dipastikan aman. Jadi airnya bersih untuk mengolah pangan, untuk sanitasi atau mencuci peralatan," kata Rozi.
"Begitu juga dengan air minumnya. Misalnya tersedia dispenser, kalau dispenser tidak dilakukan maintenance secara rutin sekian lama, tidak dibersihkan, ini berpotensi kontaminasi," tambahnya.
Sedangkan cemaran kimia, lanjut Rozi, adalah bahan-bahan kimia yang seharusnya tidak digunakan saat mengolah makanan seperti formalin dan boraks.
Baca juga: Badan POM dorong sekolah miliki kantin sehat
Baca juga: 84,30 persen kantin sekolah belum sehat
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022