• Beranda
  • Berita
  • Arkeolog Prancis dan BRIN kaji penemuan Candi Batu di KIT Batang

Arkeolog Prancis dan BRIN kaji penemuan Candi Batu di KIT Batang

28 Oktober 2022 15:45 WIB
Arkeolog Prancis dan BRIN kaji penemuan Candi Batu di KIT Batang
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki. (ANTARA/Kutnadi)
Arkeolog asal Prancis Veronique de Groot bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kajian penemuan situs Candi Bata di Kawasan Industri Terpadu Batang, Desa Sawangan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Jumat, mengatakan bahwa berdasar hasil penelitian Arkeolog Veronique de Groot dan BRIN disebutkan situs Candi Batu diprediksi dibangun pada abad ke-7.

"Sudah disampaikan dan dipaparkan oleh Veronique atas temuan situs baru berupa Candi Batu di Desa Sawangan tersebut," katanya.

Dikatakan, situs Candi Bata tersebut ditemukan saat PT Perkebunan Nusantara IX melakukan pembersihan dan pemerataan kondisi tanah perkebunan untuk proyek pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang.

Baca juga: Ekskavasi Candi Songgoriti temukan sistem drainase peninggalan Belanda

Baca juga: BPCB Jawa Timur buka 22 kotak gali saat ekskavasi Candi Songgoriti


Berdasar paparan yang disampaikan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional, kata dia, situs Candi Bata merupakan peninggalan dari sebelum kerajaan Mataram Kuno.

"Kemudian, temuan situs ini akan kami komunikasikan dengan instansi terkait dan pihak Kawasan Industri Terpadu Batang untuk melakukan tindak lanjut," kata Lani Dwi Rejeki.

Ketua Tim Arkeologi BRIN Agusti Janto Indrajaya mengatakan penemuan situs Candi Bata di Desa Sawangan Kabupaten Batang merupakan kejutan bagi masyarakat Indonesia.

"Ternyata Candi Bata yang disana (di KIT Batang) dibangun sebelum Mataram Kuno pada abad ke-7. Jadi bisa dibilang yang tertua di Jawa Tengah," katanya.

Menurut dia, indikasi dari penemuan situs Candi Batu tersebut berawal pada saat dilakukan pencabutan beberapa tanaman pohon di lahan milik PT Perkebunan Nusantara IX di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing ada sisa runtuhan bata.

"Itu yang menjadi indikasi untuk kami menggali tanah selanjutnya untuk melakukan pemetaan mencari situs penyerta lainnya. Situs candi berada tidak terlalu dalam dan tidak ada satu meter dari permukaan,” katanya.

Agusti Janto Indrajaya menambahkan situs Candi Batu berukuran sekitar 16 meter X 16 meter dengan kondisi satu pintu.*

Baca juga: Batu mirip arca ditemukan di Blitar

Baca juga: Warga temukan susunan batu serupa sisa candi di Sleman

Pewarta: Kutnadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022