"Melalui buku ini diharapkan muncul gagasan-gagasan bagaimana mengambil manfaat dari perhelatan G20. Dari sisi komunikasi publik, penerbitan buku ini akan menjadi dokumentasi dan pengingat bahwa Indonesia pernah menjadi penyelenggara G20, " ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika selaku Ketua Badan Koordinasi Humas (Bakohumas) Usman Kansong, dalam sambutannya.
Dia menjelaskan, baru 20 tahun ke depan, Indonesia akan menjadi penyelenggara dan khalayak 20 akan mencari buku itu untuk melihat bagaimana menyelenggarakan gelaran G20 berikutnya.
"Presidensi G20 Tahun 2022 akan membawa manfaat yang sangat besar bagi Indonesia dan dunia," katanya.
Dari sisi arsitektur kesehatan global misalnya, negara anggota G20 akan berkontribusi mengadakan dana perantara sebagai alat menghadapi pandemi di masa depan. Selain itu, dalam konteks transformasi digital juga telah disepakati adanya kesetaraan dalam dunia digital, baik dari sisi infrastruktur maupun dari sisi sumber daya manusia antara negara maju dan negara berkembang. Dari sisi ekonomi, manfaatnya yakni tambahan PDB sekitar Rp7 triliun dari belanja negara untuk memutar roda ekonomi.
Baca juga: Perpusnas sajikan literasi mengenai Indonesia pada Presidensi G20
Usman juga menyebutkan makna tema Presidensi G20, Recover Together Recover Stronger, layaknya panjat pinang, di mana orang bisa memahami sebagai gotong royong untuk mencapai tujuan bersama.
“Begitu pun buku ini juga menjadi simbol gotong royong karena ditulis secara bersama-sama oleh 154 penulis menjadi 150 tulisan. Apa manfaatnya untuk Indonesia dan dunia? Kita berharap dunia bisa pulih dari pandemi COVID-19 kendati banyak persoalan seperti krisis akibat konflik Rusia dan Ukraina,” kata dia.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang diselenggarakan di Bali pada 15 November hingga 16 November 2022 mendatang, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Melalui peluncuran buku yang dikemas dalam kegiatan Forum Tematik Bakohumas itu diharapkan gagasan para penulis dapat disebarluaskan ke masyarakat dan memberikan dampak positif bagi keberhasilan Indonesia pada Presidensi G20.
Buku yang diterbitkan dalam empat jilid ini merupakan hasil kerja sama Perpusnas Press dengan Perkumpulan Rumah Produktif Indonesia, di mana isinya relevan dengan isu-isu prioritas yang diusung Indonesia dalam Presidensi G20, yakni arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital dan ekonomi.
Baca juga: Perpusnas: Perpustakaan benteng hadapi hoaks
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan bahwa dari sisi transformasi digital, Perpusnas pada tahun 2022 mengangkat tagline Transformasi Digital Menuju Ekosistem Digital Nasional dengan target menghasilkan 3 juta konten digital pada 2023.
Ia menjelaskan, upaya Perpusnas memperluas akses digital ditujukan untuk mempercepat terwujudnya manusia unggul yaitu sumber daya manusia yang bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memiliki kemampuan Inovasi dan kreativitas.
Di sisi lain, penerbitan buku tematik G20 dilakukan sebagai upaya menginformasikan melalui tulisan, yang kemudian dibaca dan dimengerti.
“Buku itu kalau dibandingkan dengan senjata jauh lebih dahsyat daripada senjata. Karena satu peluru memang menembus satu kepala, tapi sejatinya menghancurkan jutaan nilai kemanusiaan. Sedangkan satu buku yang kita digitalkan akan menembus jutaan kepala sekaligus menumbuhkan miliaran nilai kemanusiaan baru,” kata Syarif.
Penerbitan buku tematik G20 diharapkan memberikan kontribusi positif dan sebagai usaha kolektif demi suksesnya Indonesia pada Presidensi G20 Tahun 2022. Selain itu, pada awal Oktober 2022, Perpusnas menggelar Dongeng G20: Dari Anak Indonesia untuk Dunia yang diikuti puluhan anak untuk berkenalan dan berinteraksi dengan berbagai simbol yang menggambarkan negara anggota G20.
Baca juga: Pemanfaatan IoT tingkatkan pengembangan ekosistem digital perpustakaan
Selain itu juga dukungan dalam bentuk penyusunan konten berbasis potensi lokal atau daerah untuk menunjukkan kepada dunia tentang keunggulan daerah di Indonesia. Kegiatan itu melibatkan kurang lebih 600 pustakawan dalam penyusunan konten potensi lokal wilayah kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Pewarta: Indriani
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022