Baca juga: LinkAja dukung pemerataan ekonomi lewat Gernas BBI
"Pertama, adalah dengan melakukan production switching. Pandemi telah mendisrupsi beberapa sektor bisnis lainnya, sehingga beberapa komoditas mengalami kenaikan permintaan yang jauh meningkat," kata Nyoman dalam bincang daring G20 Empower pada Rabu.
Lebih lanjut, Nyoman mengatakan bahwa banyak UMKM yang melakukan penyesuaian dengan permintaan yang ada di pasar dengan tujuan agar berhasil bertahan di tengah pandemi.
Menurut dia, dengan adanya peralihan produk ini bisa menjadi sementara dan tidak memerlukan modal begitu banyak. "Mengingat karena UMKM perempuan bisa berperan sebagai reseller atau distributor barang yang sedang on demand," kata Nyoman.
Strategi selanjutnya, Nyoman mengatakan pelaku UMKM berbasis perempuan dapat mengandalkan beberapa fitur dan kemampuan teknologi untuk memasarkan produknya lebih jauh lagi.
"Misalnya melalui pemasaran digital (digital marketing), inventari komoditas pasar dan pelatihan menjadi reseller suatu produk, atau UMKM perempuan bisa mengandalkan media sosial untuk menjual produknya," ujar dia.
Tak hanya meningkatkan kemampuan digital, Nyoman pun berharap para pelaku UMKM perempuan dapat membuat wadah perkumpulan berbasis kearifan lokal yang tujuan utamanya adalah sebagai pemberdayaan perempuan.
Hal ini, lanjut dia, senada dengan peran perempuan yang tinggi di sektor UMKM. Umumnya, perempuan banyak terkait dengan bidang perdagangan dan industri pengolahan seperti warung makan, toko kecil, pengolahan makanan dan industri kerajinan.
"Hal ini dikarenakan usaha ini bisa dilakukan di rumah sehingga tidak melupakan peran perempuan sebagai ibu rumah tangga," kata Nyoman.
Selain itu, Nyoman juga mendorong para pelaku UMKM untuk mengikuti berbagai program pelatihan digital bagi UMKM yang digelar baik oleh pemerintah maupun swasta seperti perusahaan e-dagang (e-commerce).
"Fasilitas pendampingan UMKM banyak tersedia. Harapannya, dengan ini, target kita yang lebih advanced, yaitu 30 juta pelaku UMKM -- sebagai produsen, bukan reseller, yang menjadi fokus kami, untuk (on-boarding) digital," kata dia.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo menargetkan 30 juta pelaku UMKM untuk go digital di tahun 2024 untuk semakin mendorong potensi pertumbuhan ekonomi digital nasional.
Adapun menurut data yang dikutip dari situs Kemenkominfo, sektor UMKM telah memberikan kontribusi sebesar 61 persen terhadap PDB atau setara Rp8.573 triliun dan menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
Baca juga: Wamenparekraf minta generasi muda ambil peran bangun ekonomi digital
Baca juga: Kisah UMKM kembangkan furnitur lokal manfaatkan digitalisasi
Baca juga: Menkop Teten: 20,5 juta pelaku UMKM onboarding ekosistem digital
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022