Sebanyak 98 sekolah di DKI Jakarta menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mendukung pemanfaatan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.PLTS atap tersebar di gedung pemerintahan hingga komersial
"PLTS atap tersebar di gedung pemerintahan hingga komersial," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Asep Kuswanto di Jakarta, Rabu.
Ia mengharapkan penggunaan energi terbarukan itu akan terus bertambah pada tahun mendatang baik di gedung pemerintahan, perumahan, hingga gedung perkantoran.
Dalam paparannya, Asep merinci di Jakarta Barat terdapat 21 sekolah dengan kapasitas 445 kilowatt peak (Kwp), rumah sebanyak 123 unit menghasilkan 536 megawatt peak (Mwp).
Kemudian di Jakarta Pusat sebanyak enam kantor menggunakan PLTS menghasilkan 808 Kwp, sekolah (12) menghasilkan 233 Kwp, dan 156 unit rumah menghasilkan 2.011 Mwp.
Jakarta Selatan ada 17 sekolah sudah menggunakan PLTS menghasilkan 354 Kwp, kemudian ada 359 unit rumah menghasilkan 1.638 Mwp dan satu tempat hiburan menghasilkan 15 Kwp.
Selanjutnya di Jakarta Utara ada dua sekolah menghasilkan 26 Kwp, rumah ada 242 unit menghasilkan 1.105 Mwp.
Di Jakarta Timur ada 45 sekolah menghasilkan 1.055 Kwp dan 229 unit rumah menghasilkan 1.613 Mwp.
Terakhir di Kepulauan Seribu ada satu sekolah menghasilkan 3 Kwp dan tiga unit PLTS untuk komunal menghasilkan 464 Kwp.
"Total kapasitas terpasang sampai 2021 adalah 6.907 Mwp," imbuh Asep.
DLH DKI mencatat capaian aksi mitigasi sektor pembangkit listrik pada 2021 untuk energi terbarukan meraih angka lebih tinggi yakni sebesar 16,1 juta ton CO2e (Carbon Dioxide Equivalen), dibandingkan 2020 mencapai 9,6 juta ton CO2e.
Baca juga: Jakpus pasang 16 panel surya untuk kurangi emisi gas karbon
Baca juga: Jakarta Utara siapkan genset dan panel surya tangani banjir
Baca juga: Pakar sebut Jakarta rentan alami mati listrik
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022