• Beranda
  • Berita
  • Dolar menguat di Asia, pasar bersiap suku bunga The Fed lebih tinggi

Dolar menguat di Asia, pasar bersiap suku bunga The Fed lebih tinggi

3 November 2022 08:52 WIB
Dolar menguat di Asia, pasar bersiap suku bunga The Fed lebih tinggi
Ilustrasi - Dolar Amerika Serikat. ANTARA/Reuters/pri. (ANTARA/Reuters)

Pesan hawkish yang kuat dari ketua Fed menuangkan air dingin pada ekspektasi perubahan arah ke dovish prematur

Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di awal perdagangan Asia pada Kamis, setelah Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengisyaratkan suku bunga AS kemungkinan akan naik lebih jauh dari yang diperkirakan, mengecewakan harapan para investor untuk perubahan nada, dan mengalihkan fokus ke data pekerjaan Jumat (4/11/2022).

Dolar mencapai level tertinggi seminggu di 0,9810 dolar per euro di awal perdagangan Asia dan mengincar minggu terbaiknya dalam lebih dari sebulan, meskipun pertemuan Bank Sentral Eropa (BoE) dan data tenaga kerja AS akan muncul sebelum penutupan perdagangan di New York pada Jumat (4/11/2022).

The Fed menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin menjadi 3,75-4,00 persen seperti yang diperkirakan secara luas. Dolar awalnya jatuh karena petunjuk dalam pernyataan Fed tentang kenaikan yang lebih kecil ke depan, tetapi dalam penawaran beli setelah sikap hawkish Powell tentang lintasan suku bunga.

"Data yang masuk sejak pertemuan terakhir kami menunjukkan bahwa tingkat suku bunga tertinggi akan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya," kata Powell kepada wartawan. Ia menambahkan "Sangat prematur untuk berpikir tentang jeda ... kami memiliki cara untuk bergerak."

Penguatan dolar memukul rekannya Selandia Baru dari tertinggi enam minggu dan kembali di bawah MA (rata-rata pergerakan) 50-hari menjadi 0,5890 dolar AS. Dolar Australia turun 0,7 persen semalam dan tergelincir lebih jauh ke level terendah seminggu di 0,6332 dolar AS pada Kamis.

"Pesan hawkish yang kuat dari ketua Fed menuangkan air dingin pada ekspektasi perubahan arah ke dovish prematur," kata analis di Citi, yang merekomendasikan tetap posisi beli dolar AS di Asia.

Baca juga: Saham Asia jatuh, The Fed isyaratkan bunga lebih tinggi lebih lama

"Ini akan semakin menguatkan ekspektasi divergensi kebijakan dengan Fed yang jauh lebih hawkish dibandingkan dengan bank sentral lain di seluruh dunia. Pengetatan lebih lanjut dari kondisi keuangan akan memberikan tekanan ke bawah pada aset-aset berisiko dan memperkuat dolar."

Yen Jepang terutama kuat dalam menghadapi kenaikan dolar, dan telah bertahan di 147,90 per dolar, mendorong spekulasi kemungkinan bantuan dari intervensi resmi.

Jepang menghabiskan rekor 42,8 miliar dolar AS untuk menopang yen bulan lalu melalui serangkaian pembelian yen yang tidak diumumkan, di atas hampir 20 miliar dolar AS yang dihabiskan pada September. Pasar Jepang ditutup untuk liburan pada Kamis, mempersempit perdagangan mata uang Asia.

Sterling turun 0,8 persen terhadap dolar semalam untuk duduk di 1,1378 dolar dalam transaksi awal pada Kamis. Pasar memperkirakan BoE akan memberikan kenaikan terbesar sejak 1989 dan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Kamis.

"Risikonya adalah BoE mempertahankan laju pengetatan saat ini dan memberikan kenaikan 50 basis poin," kata Analis Commonwealth Bank of Australia Kim Mundy. "Kenaikan 50 basis poin akan dianggap dovish oleh pelaku pasar dan dapat mendorong sterling lebih rendah."

Indeks dolar AS berdiri di 112,13, tertinggi dalam tujuh sesi. Yuan China melayang di dekat rekor terendah dalam perdagangan luar negeri di 7,3408 per dolar, dan mata uang Asia lainnya berada di bawah tekanan.

Baca juga: Rupiah melemah, pasar antisipasi kebijakan moneter bank sentral AS
Baca juga: Dolar raih kembali kekuatan setelah Powell hancurkan harapan jeda Fed


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022