• Beranda
  • Berita
  • PB IDI sebut obat pasien COVID-19 di Indonesia efektif atasi XBB

PB IDI sebut obat pasien COVID-19 di Indonesia efektif atasi XBB

3 November 2022 17:34 WIB
PB IDI sebut obat pasien COVID-19 di Indonesia efektif atasi XBB
Tangkapan layar - Materi pemaparan Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indoenesia (PB IDI) Erlina Burhan dalam Media Briefing terkait update kasus COVID-19 yang diikuti dalam jaringan Zoom di Jakarta, Kamis (3/11/2022). (ANTARA/Andi Firdaus)

Untuk itu, PB IDI menganjurkan agar vaksinasi dosis penguat harus dipercepat

Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan mengatakan sejumlah obat untuk perawatan pasien COVID-19 yang tersedia di Tanah Air masih efektif mengatasi subvarian terbaru XBB dan XBC.

"Obat-obat yang dipakai saat ini masih efektif terhadap varian terbaru ini," kata Erlina Burhan dalam Media Briefing terkait update kasus COVID-19 yang diikuti dalam jaringan zoom di Jakarta, Kamis.

Jenis obat yang dimaksud di antaranya, Molnuvirapir, Remdesivir, Favipiravir, Oseltamivir, serta tipe monoklonal seperti Tocilizumab dan lainnya.

Baca juga: Satgas IDI ingatkan ancaman subvarian XBB dan XBC di Indonesia

Selain itu, hasil penelitian menunjukan dosis vaksin booster atau dosis penguat akan meningkatkan antibodi untuk menetralisasi subvarian Omicron XBB dan XBC.

"Untuk itu, PB IDI menganjurkan agar vaksinasi dosis penguat harus dipercepat," katanya.

Erlina yang juga seorang dokter spesialis paru-paru di RSUP Persahabatan Jakarta Timur meminta pemerintah untuk mempertimbangkan pengembangan vaksin bivalen di dalam negeri untuk mencegah laju penularan Subvarian Omicron XBB dan XBC di Indonesia.

Baca juga: Dokter sebut vaksin masih efektif untuk cegah subvarian Omicron XBB

"Pengembangan vaksin bivalen dapat dipertimbangkan mengingat rekombinasi varian COVID-19 dan XBC merupakan rekombinasi Delta dan Omicron BA.2," katanya.

Erlina menambahkan, varian tersebut menyerang di 26 negara, seperti Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, Singapura, dan Amerika Serikat.

Baca juga: Kemenkes: Temuan varian XBB di Indonesia jadi 8 kasus

"Jika melihat demografi kasus di Singapura, banyak menyerang kelompok usia muda usia 20-39 tahun. Yang dirawat sebagaimana dugaan adalah orang di atas 70 tahun karena komorbid dan imunitasnya menurun," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022