• Beranda
  • Berita
  • Mirae Asset perkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,08 persen di 2022

Mirae Asset perkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,08 persen di 2022

3 November 2022 19:37 WIB
Mirae Asset perkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,08 persen di 2022
Ilustrasi. Kawasan industrial yang menyokong pertumbuhan ekonomi di Batam (ANTARA/HO Humas BP Batam)

Kami memperkirakan pemulihan ekonomi nasional berlanjut tahun ini, yang didukung mobilitas masyarakat dan konsumsi rumah tangga yang terus meningkat, terkendalinya Pandemi COVID-19, serta pertumbuhan ekspor yang sangat tinggi

Ekonom Senior PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,08 persen pada 2022 atau lebih tinggi dari 3,69 persen pada 2021.
 
“Kami memperkirakan pemulihan ekonomi nasional berlanjut tahun ini, yang didukung mobilitas masyarakat dan konsumsi rumah tangga yang terus meningkat, terkendalinya Pandemi COVID-19, serta pertumbuhan ekspor yang sangat tinggi,” ujar Rully dalam keterangan resmi, Kamis.
 
Ia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III 2022 akan tumbuh 5,6 persen secara tahunan atau lebih tinggi dari kuartal II 2022 yang sebesar 5,4 persen.
 
Hal ini turut ditopang oleh surplus neraca perdagangan sepanjang Januari-September 2022 senilai 39,9 miliar dolar AS atau lebih tinggi dari surplus neraca perdagangan periode yang sama pada 2021 senilai 35,4 miliar dolar AS.
 
Di samping itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) periode Januari-September 2022 juga tercatat surplus Rp60,9 triliun atau 0,33 persen dari PDB.
 
Perbaikan ekonomi domestik dan tingginya surplus neraca perdagangan tersebut, lanjut Rully, diharapkan dapat menopang pergerakan nilai tukar rupiah yang sempat mencapai Rp15.600 per dolar AS dan mengurangi tekanan terhadap harga obligasi pemerintah (surat berharga negara/SBN) yang memicu kenaikan tingkat imbal hasil (yield) di pasar sekunder.
 
Adapun kenaikan suku bunga kebijakan AS (Federal Funds Rate/FFR) yang mencapai 300 bps hingga menjadi 3,25 persen pada September 2022 menyebabkan nilai tukar rupiah dan pasar obligasi tertekan. Namun FFR diprediksi akan naik hingga 4,5 persen sampai akhir 2022.
 
“Kami memprediksi FFR dapat naik lagi hingga 4,5 persen pada akhir tahun. Di dalam negeri, kami memprediksi inflasi periode 2022 akan mencapai 7,13 persen sehingga BI 7-DRR dapat naik lagi 25 bps pada bulan ini menjadi 5 persen dari posisi sekarang 4,75 persen," imbuhnya.

Baca juga: LPEM UI proyeksikan ekonomi nasional tumbuh 5,8 persen di triwulan III
Baca juga: Kemenko Perekonomian: RI ditargetkan jadi negara maju pada 2043

Baca juga: BI perkirakan penyaluran kredit tumbuh 11 persen pada 2022
 

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022